Saturday, December 30, 2017

Diary Fanny - Wishlist 2018

Wishlist mah banyak ya, tapi ini sebagian kecil wishlist gue di tahun 2018 yang tinggal menghitung jam lagi🐣


Wish gue yang pertama jelas semoga di lancarkan rejeki dan diberi kesehatan buat gue dan keluarga. Yang baca juga πŸ˜€ AMIN.


Buat my boo Choi Siwon :
Sukses bareng SJ, balik aktif lagi di sosial media, dapat drama dan film yang keren juga semoga di tahun 2018 bisa bawa pulang awards ya, bang..

Buat my deer Im Yoona :
Tetep kompak bareng Member lainnha. Main drama dan film jangan yang bikin hati si abang berdarah-darang ya unnie cantik. Semoga tahun 2018 ini dapat borong awards juga.

Buat my Superman Super Junior :
Buat superman-superman aku,yang the last man standing semoga tahun 2018 gue bisa nonton konser kalian yaaaa, boys 😘😘 nggak ke indo doain gue bisa nyusul nonton di tetangga sebelah.Sering-sering tampil bareng ya di acara-acara. Gue kangen konyolnya kalian, boys.
Buat my dearest SNSD :
Satu yang gue inginin tetap stay together yaaa meskipun kalian udah beda agensi, girls. Jangan lupa diluar sana banyak yang nunggu dan sayang sama kalian 😘😘
Buat Yoonwon kesayangan gue :
Cepet-cepet go publik yaa, buat hubungan yang udah kalian jalanin sekian tahun ini 😘😘
Buat Nited kesayangan gue :
Ayo kompak lagi kayak dulu, gengs. Kita rayain Yoonwonited Anniversary tahun ini serame tahun2 dulu, ramein timeline kalian dengan status,bikin acara lomba ff, rame-rame bikin hastag di twitter, bikin photo edit keren-keren. Wah, gue kangen banget jaman-jaman ini 😘😘😘

Gue harap diluar sana juga ada Nited yang ngerasain apa yang gue rasaain iniπŸ˜€ Ingat kita itu satu gengs, YOONWONITED πŸ’œπŸ’œπŸ’œ

Dan buat dunia fanfiction :
Semoga ff gue yang belum kelar bisa lelar ya ditahun 2018, semakin banyak juga author NITED lain yang masih dan mungkin lebih antusias dari gue buat bikin ff.

Gue harap juga bisa terus nuangin ide-ide gue juga buat muasin hasrat kalian yang masih suka baca. Gue tanpa kalian itu bukan apa-apa gengs😘😘

Satu nyempel deh ya, doa'in gue punya duit dan waktu buat liburan ke Phataya dongπŸ˜€ Lebih seneng lagi kalau semisal ada yang berbaik hati bayarin gue secara cuma-cuma kesana πŸ˜€ tolong di AMIN -kan ya🐣

Dan semoga gue, kalian dan semua kesayangan kita bisa mencapai apa yang mereka inginkan di tahun 2018πŸ’œ

Xoxo
@tifrahita21


Sweetest Night [ONESHOOT]

Sweetest Night
by : @tifrahita21


Siwon baru saja sampai di bandara Incheon dua jam sebelum pergantian tahun menuju 2018. Ia baru menyelesaikan jadwalnya di Hongkong untuk syuting film internasional terbarunya yang akan rilis musim gugur tahun depan.

"Langsung ke tempat Yoona?" tanya sang manager pada Siwon setelah ia antri bagasi.

"Iya, dia sudah selesai sejam lalu Hyung." Siwon lalu menempelkan iphone miliknya untuk menghubungi Yoona.

Sampai dering ketiga belum juga suara operator berubah menjadi suara gadisnya.

"Kemana kau, Yoong?" Guman Siwon pelan yang masih bisa didengar managernya

"Mungkin sedang ke toilet, Won-ah."
Siwon mengirimkan iMessage pada Yoona, mengabarkan bahwa ia akan menjemputnya dan menunggunya 30 menit lagi di basement.

"Aku duluan, Hyung." Pamit Siwon saat mobil yang diantar supir pribadinya tiba.

Malam ini Yoona mengisi acara akhir tahun, dan karena audah seminggu tak bertemu dan komunikasi yang terbatas membuat keduanya sepakat menghabiskan malam tahun baru bersama.

Siwon sudah menunggu 5 saat akhirnya siluet Yoona yang berjalan bersisian dengan stylists-nya terlihat. Siwon memyalakan lampu mobilnya agar memudahkan Yoona menemukannya. Dan benar saja, Begitu Yoona menatap kearah mobilnya Siwon langsung menyalakan mesin mobilnya.

"Oppa, maaf lama." Ucap Yoona begitu masuk dan masang sabuk pengaman.

"Tak masalah. Stylists mu pulang sendiri Yoong?" tanya Siwon. Ini sudah pukul 11 malam kurang sedikit dan pulang malam dengan kendaraan umum tentu saja kurang aman bagi seorang wanita.

Yoona menggeleng, "tidak. Nanti diantar manager oppa." jawab Yoona.

Siwon mengangguk paham.

"Sudah makan malam?" Tanya Siwon saat mobil mereka membaur dengan kendaraan lain dijalanan yang masih ramai ini. Mungkin efek tahun baru.

"Oppa belum makan malam?" tanya Yoona dengan penuh selidik. Matanya menyipit, hidungnya mengempis dan bibirnya mengerucut.
Siwon menggeleng pelan, "temani makan dulu ya."

Yoona mau tidak mau mengiyakan ajakan kekasihnya. Bukannya ia keberatan untuk makan di jam malam seperti ini, hanya saja ia sudah terlalu lelah untuk menasehati Siwon soal betapa pentingnya menjaga pola makan.

Siwon tipe yang akan lupa lapar jika sudah bekerja. Jika tak diingatkan oleh siapapun ia pasti akan tahan tak makan seharian. Dan itu yang selalu membuat Yoona cerewet kepada Siwon. Makan adalah salah satu hal pokok manusia dan Choi Siwon selalu mengabaikannya. Padahal menunda pekerjaan sebentar untuk makan 10-15 menit bukanlah hal besar.

"Disini?" tanya Yoona saat mereka sudah turun dari mobil. Mereka berjalan bersisihan menuju lift di gedung yang sudah lumayan sepi ini.

"Iya, aku sudah booking tempat di restoran atas." jawab Siwon sambil memencet angka 18 pada lift.

Restoran lantai 18 di gedung ini memang menjadi satu dari beberapa tempat yang banyak dikunjungi kalangan atas yang menginginkan suasana private sambil menikmati makanan dan pemandangan sungai Han juga Namsan Tower.

Siwon dan Yoona pun sudah beberapa kali datang ke restoran yang punya dua pilihan outdoor atau indoor ini.

"Reservasi meja atau booking satu restoran?" tanya Yoona menyelidik saat mereka sudah duduk di meja outdoor.

Siwon menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal dan tersenyum kikuk, "booking tempat Yoong." Jawaban Siwon membuat Yoona  memutar matanya tak percaya.

Selain tempatnya yang tentu mahal, bagi Yoona membooking seluruh resto meski hanya dua jam seperti kata Siwon itu terlalu berlebihan.

"Berhenti bersikap berlebihan," tegur Yoona.

"Tapi aku hanya ingin memberimu kejutan!" Jawab Siwon tak mau kalah.

"Kejutan eh?" tanya Yoona yang lantas membuat Siwon memaki mulutnya yang kelepasan bicara.

"Ah aniya, Yoong. Bukan kejutan." Jawab Siwon tergagap lalu memanggil pramusaji untuk menutupi kegugupannya.

Yoona memyeritkan keningnya melihat red velvet cake berdiameter 30x30 diantarkan pelayan bersama sebotol wine dari tahun 1950 dan dua gelas berganggang.

"Semalam ini dan red velvet?" tanya Yoona menatap red velvet berukuran besar dihadapannya.

"Hmm, cobalah Yoong. Bukankah kau paling suka red velvet disini?"
Siwon membuka tutup wine dan menuangkannya pada gelas Yoona dan gelasnya.

"Oppa chakaman!' Yoona menatap Siwon dengan tatapan penuh selidiknya. " Red velvet ditengah mal, booking restoran mahal dan wine. Apa kau menyimpan cincin di dalam red velvet ini?"

Tebakan Yoona langsung membuat Siwon melotot tak percaya, "bagaimana kau tahu?"

Yoona langsung tertawa kencang mendengar nada tak percaya Siwon. Oh ayolah, c'mon bukankah itu terlalu mainstream?

"Wow aku terkejut!" Nada pura-pura terkejut Yoona keluarkan saat ia menotong red velvet menjadi beberapa bagian sebelum akhirnya menemukan satu cincin bermata cantik didalamnya.

"Benar-benar tidak terkejut?" tamya Siwon memastikan yang justru membuat Yoona semakin larut dalam derai tawa.

"Ckk, Lee Hyuk Jae tak bisa dipercaya!" gerutu Siwon kesal. Pasalnya ide kejutan yang digadang-gadang oleh asian anchovy sebagai kejutan teromantis justru berakhir mengenaskan dengan tebakan tepat sasaran dari Yoona.

Siwon mengambil sepotong red velvet yang sudah dipotong Yoona tadi, memindahkannya ke piringnya dan memakannya dalam diam. Sementara Yoona yang melihat raut murung Siwon mulai berusaha mengontrol tawanya sebelum akhirnya mengusap lengan liat kekasihnya.

"Aku suka cincinnya," kata Yoona sambil menunjukan jari manis di tangan kirinya yang kini berhias cincin tadi.

"Benarkah?" tanya Siwon dengan nada antusias yang diangguki Yoona penuh antusias juga.

"Tiffany's huh?" tanya Yoona menanyakan asal cincin yang kini ia kenakan.

Siwon mengangguk lagi, "Jiwon membantuku mencarinya."

Yoona mengangguk dan tersenyun hangat, "terima kasih."

Siwon mengangguk lagi dengan penuh semangat.

"Jadi boleh aku memelukku, Oppa? Aku merindukanmu." Kata Yoona sebelum bangkit dari duduknya dan memeluk leher Siwon dengan erat sambil mengucapkan terima kasih sekali lagi.

"Hmm, sama-sama. Aku senang kau suka Yoong." balas Siwon sambil tersenyum bahagia.

Tak masalah kejutannya gagal setidaknya Yoona menyukai cincin yang ia berikan ini.

Keduanya masih dalam posisi berpelukan, Siwon duduk memeluk Yoona dalam pelukan dan Yoona menunduk memeluk balas tak kalah erat saat letupan kembang api tanda pergantian tahun terdengar.

"Happy a New Years," bisik Siwon melihat kembang api yang masuk dalam rencana kejutan ala Asian Anchovy.

"Hmm, happy a New Year oppa." Balas Yoona dengan senyuman lebarnya sambil menikmati pemandangan langit yang kini berhias warna-warni dari letupan kembang api.

Bahagia itu sederhana. Bukan tempat mahal, hadiah mahal ataupun sesuatu hal lainnya karena cukup dengan kebersamaan bersama orang yang kita sayangi sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan perasaaan bahagia.



END

All Night [ONESHOOT]

All Night
by : @tifrahita21
*
*
PLAY : Girls' Generation - All Night
Happy Reading~



Pertengahan musim panas ini, entah berapa banyak undangan pesta yang didapatkan Yoona. Bahkan tak jarang undangan satu sama lain bentrok waktu, hingga membuatnya pusing menentukan mana yang harus ia datangi.

Pesta di kalangan atas sudah seperti makanan wajib bagi mereka. Baju rancangan designer paling baru, mobil mewah mahal juga kilau berlian menjadi hal lumrah diantara mereka.

"Mau datang ke pesta mana, Yoona ya?" Tanya Taeyeon, selaku pemilil butik tempat Yoona fitting baju.

"Entahlah, eonni. Aku juga masih belum tahu," balas Yoona tak acuh. Ia masih sibuk dengan mengepas gaun malamnya dan mengamatinya dari berbagai angel.

"Kwon Chae Won anak bungsu CEO JS Grup. Choi Jiwon si bungsu CEO NYJ Grups," guman Taeyeon. "Bukankah Choi Jiwon mengadakan pesta di Jeju, Yoona ya?"

Yoona mengangguk. Kini ia sudah melepas gaun yang dicobanya tadi, kembali memakai gaun santainya.

"Hm, di resort baru mereka."

"Kurasa datang ke pesta Chae Won saja, Yoona ya. Jeju apa kau sudah dapat tiketnya? Lagipula ini sudah jam satu siang."

Yoona menggeleng, "Chae Won terlalu menyebalkan dan terlalu suka iri kepadaku Eonni." Jelas Yoona sambil membayangkan kelakuan anak bungsu CEO JS itu yang banyak tingkat meski masih anak SMA. "Jeju tidak terlalu jauh dan Choi Jiwon lebih baik daripada Chae Won."

"Hmm, Jiwon memang ramah dan anggun tak jauh beda dengan ibunya," timpal Taeyeon menyetujui.

Yoona menjentikan telunjuknya, "ah iya. Aku ambil yang ini saja eonni."
Yoona menunjuk gaun malam yang ia coba tadi.

Perjalanan udara dadakan ala Im Yoona akhirnya sampai juga di resort milik NYJ. Setiap tamu undangan masing-masing dsediakan satu room di resort ini.

Setelah diatar seorang pegawai sampai ke roomnya, Yoona langsung saja mandi dan bersiap. Terlalu lama jika ia harus beristirahat dulu.

Pesta sekaligus perayaan kelulusan pendidikan master Choi Jiwon ini diadakan di luar ruangan. Namun nuansa anggun dan highclass sangat terasa tak hanya dari dekorasi yang dipasang namum juga dari para tamu yang berlalu lalang dengan gaun highend mereka.

"Datang kemari, huh?" Tepukan dibahunya membuat Yoona yang sedang menikmati minumnya menoleh.

"Soo eonni?"

"Heum. Kapan datang ke Jeju? Kenapa tak mengabariku? Kupikir kau datang ke pesta Chae Won."

Yoona menyesap minumanya sekali lagi lalu memberikan gelasnya pada pelayan yang hilir mudik dengan nampan minuman mereka.

Yoona menggeleng, "Chae Won terlalu menyebalkan eonni."

Mereka lalu terkekeh bersama. Saling mengenal sejak kuliah di luar negeri membuat mereka sudah mengenal karakter satu sama lain. Im Yoona dan kejujuran mulutnya yang pedas bukan hal baru lagi bagi Sooyoung pun sebaliknya.

"Ayo menyapa Jiwon dulu, Yoong. Aku belum sempat menyapanya tadi. Para orang tua memonopolinya terus tadi."

Mereka berdua berjalan bersisian sambil sesekali berhenti untuk berbasa-basi saat ada yang menyapa mereka.

"Congratulation Jiwon ah." Yoona memeluk Jiwon dan memberikan kado yang dibelinya tadi di Tiffani&Co.
Jiwon tersenyum, "hm, thanks for coming eonni."

"Kapan-kapan buatkan aku gaun cantikmu Jiwon-ah," goda Sooyoung sebelum kekasihnya datang dan mengajaknya untuk berkeliling menyapa undangan lain.

"Tentu." Balasnya sambil terkekeh pelan. "Eonni apa kabarmu? Lama tidak berjumpa."

"Seperti yang kau lihat, Jiwon ah. Aku sehat dan bernapas dengan normal."
"Hahaha. Datang sendiri?"

"Ya, single fighter." Balas Yoona membuat kedua tertawa bersama.
Jiwon kembali sibuk dengan para tamu yang mengucapkan selamat atas gelarnya di salah satu fakultas fashion dari universitas mentereng Eropa sana. Yoona akhirnya memilih pamit undur diri, dan duduk di mini bar yang lumayan sepi sambil mengamati suasana pesta ini.

Yoona memutar gelas beernya dengan lesu sudah bosan dengan pesta ini sampai tiba-tiba sebuah suara menyentaknya dari pikirannya.

"Beer huh?"

Yoona mengangguk, "masih terlalu sore untuk mabuk."

Pria itu tertawa pelan melirik jam tangannya.

"Jam 10 lewat 53 menit masih terlalu sore, huh?"

Yoona tersenyum canggung, pasalnya ia tak sadar bahwa ia sudah cukup lama di pesta ini sampai kini sudah nyaris pukul 11 malam.

"Sendiri?" tanya Siwon.

Yoona mengangguk.

Pria itu memesan martini kepada bar man, lalu menyesapnya sekali dan meletakannya lagi. Memutar badannya ke samping.

"Choi Siwon," kata Siwon memperkenalkan dirinya pada Yoona sambil mengulurkan tangannya.

Yoona menyambutnya, "Im Yoona."

Siwon sebenatnya tahu nama gadis disebelahnya, karena bukan sekali dua kali melihatnya dipesta kalangan atas. Namun memang baru kali ini ia menyapa gadis itu. Karena biasanya ia hanya datang ke pesta menyapa si empu pesta dan langsung pulang tak berminat basa-basi, ia datang hanya sekedar menghargai sang pengundang.

Sedangkan Yoona yang merasa baru sekali ini melihat Siwon tampak mengerutkan keningnya, sedang mencari ingatan dilipatan otaknya tentang pria di sampingnya. Tak biasanya ia melupakan ingatan soal pria tampan yang punya daya pikat tinggi seperti ini dan sepertinya Siwon sadar akan kebingungan yang sedang Yoona alami dengan menjelaskan dirinya lebih panjang. Meski Siwon pun tak tahu alasan kenapa ia harus repot menjelaskannya.

"Aku kakak Choi Jiwon," jelas Siwon.
Yoona mengangguk sekilas sebelum melebarkan matanya, "mwo? Choi Siwon?"

Siwon mengangguk dan kembali meminta martini lagi saat gelasnya sudah kosong.

"Martini, hm?" tawar Siwon pada Yoona yang sedang melihatnya menyesap minumannya.

Yoona menggeleng dan tersenyum tipis, "tidak terima kasih."
Siwon mengangguk paham.

Mereka menikmati alunan musik yang kini sudah berganti dari alunan musik pelan menjadi dentuman dari disk jockey.

"Turun?" Siwon mengulurkan tangannya pada Yoona yang Yoona terima. Mereka lantas ikut berbaur dengan kumpulan orang yang bergoyang sesuai irama musik.

"Aku tak pernah melihatmu sebelumnya Siwon-shi," kata Yoona saat mereka bergoyang di dance floor berdekatan. Yoona sebenarnya sejak di bar tadi sudah gatal ingin bertanya soal hal itu.

"Kenapa bertanya seperti itu?" tanya Siwon tepat di telinga Yoona mengingat betapa kerasnya musik yang sedang dimainkan.

"Hanya bertanya saja. So?" tanya Yoona. Badan mereka sudah saling melekat, tangan Yoona mengalung di leher Siwon dan tangan Siwon mengcengkram erat pinggang Yoona sambil tetap bergerak sesuai irama.

"Tidak tertarik untuk acara seperti ini."

Yoona menjauhkan badannya sedikit untuk mencari kejujuran dari ucapan pria yang baru dikenalnya kurang dari satu jam ini.

"Lalu malam ini tertarik, begitu?"
Siwon mengangguk, "hm. Sulit melewatkan malam ini tanpa menyapa seorang gadis yang duduk sendirian di bar."

Yoona kembali menjauhkan badannya, untuk menatap Siwon.

"Flirting, huh?"

Tanpa ragu Siwon mengangguk, "mencoba peruntungan."

Derai tawa dari bibir keduanya langsung keluar, bersatu dengan bunyi kencang lainnya.

Siwon dan Yoona tentu bukan orang baru di dunia malam ini. Hanya saja bergoyang dengan lawan jenis dengan posisi seintim ini tentu membuat keduanya sadar betul akan adanya rasa ketertarikan besar yang berterbangan diantara keduanya.

"Stay with me tonight," pinta Siwon sambil berbisik di telinga Yoona.

Yoona mengangguk.

Mereka kembali bergoyang mengikuti irama saat suara letusan kembang api terdengar. Siwon lantas menarik Yoona keluar dari lantai dansa menuju luar ruangan untuk melihat kembang api agar terlihat lebih jelas.

Keduanya berdiri bersebelahan, dengan jas Siwon yang kini sudah membungkus tubuh atas Yoona yang hanya berbalut gaun backless.

"Suka?"

"Ya, selalu suka. Mereka cantik."

"Ya, seperti dirimu," Siwon menyamping untuk menatap Yoona yang kini menunduk menyembunyikan rona merahnya.

Bukan sekali dua kali mendapat pujian serupa, tapi tetap saja Yoona merona.  Apalagi kali ini yang mengatakan hal itu adalah pria tampan yang sedang menatapnya dengan intens.

"Berhenti menggoda para wanita, Choi Siwon shi," ujar Yoona setelah dapat mengendalikan ekpresi dan detakan jantungnya.

"Koreksi, nona. Bukan para wanita tapi hanya satu wanita," jawab Siwon tegas. Ketegasan yang sekali lagi membuat Yoona merona meski tahu Siwon mungkin hanya sedang merayunya demi bisa membuatnya untuk memanaskan ranjangnya malam ini.

Bunyi letupan dari kembang api masih menghiasi langit kelam yang menjadi backsound perbincangan dua manusia itu. Choi Siwon yang tak menyukai keramaian dan Im Yoona yang mencintai pesta.

Choi Siwon yang ternyata anti dalam urusan menggoda wanita, nyatanya kini sedang melancarkan serangan-serangan rayuan agar Im Yoona jatuh kepelukannya. Sedangkan Im Yoona yang terlalu terbiasa mendapat gombalan dari pria yang ditemuinya nyatanya kini dapat tersipu-sipu malu dengan rayuan bernada datar dari seorang Choi Siwon. Pria yang baru ditemuinya sekali ini, meski wajahnya sering ia jumpai terpampang di portal bisnis.

"Room?" tawar Siwon.

"Ayo, sudah malam." Jawab Yoona saat pesta kembang api berakhir setelah hampir satu jam menjadi penghias langit.

"Tunjukan arahnya." Perintah Siwon yang mengikuti langkah Yoona.


Yoona tahu malam ini mungkin akan ia sesali untuk selamanya karena membiarkan seorang pria asing mengantarnya sampai depan room miliknya atau bahkan mengantarnya sampai pencapaian lainnya namun Yoona dengan sadar membiarkan dirinya jatuh.

Jatuh kedalam pesona Choi Siwon. Jatuh kepelukan Choi Siwon. Dan jatuh kedalam neraka yang ia buat sendiri tapi ia akan membiarkannya. Ia akan membiarkan dirinya jatuh.

Yoona mempersilahkan Siwon masuk kedalam room yang ia tempati.

"Sendiri?" tanya Siwon begitu duduk di sofa menjelajah room yang ditempati Yoona saat Yoona datang menyodorkan air minelar yang ia temukan di kulkas kecil.

"Ya, sendiri dan kesepian," jawab Yoona. Yang Yoona tahu ia sedang memancing pria dihadapannya.

"Kesepian? Kau tak menganggapku ada?"

Yoona menggeleng dan tertawa kecil, tawa kecil yang bermaksud menggoda lawan bicaranya, lebih tepatnya. "Maksudku setelah kau pergi nanti."

"Mengusirku?" tanya Siwon meremas botol kemasan air yang sudah tandas ia minum.

"Mau menemaniku?" tanya Yoona yang seketika membuat mata Siwon memunculkan kilat lain.

"Tentu saja. Terlalu bodoh untuk melewatkan kesempatan ini." Jawab Siwon sebelum berjalan dua langkah hingga berdiri tepat didepan Yoona duduk lantas menarik pinggang Yoona.

"May I kiss you?" tanya Siwon saat wajahnya sudah sejajar dengan Yoona.

Yoona tak menjawab, ia justru menempelkan bibirnya pada bibir Siwon yang langsung di sambut pria itu dengan penuh semangat.

Yoona tahu ia salah, Yoona tahu bagaimana penilaian orang luar padanya atau bakan penilaian pria yang tengah menciunnya ini menganggapnya murahan. Namun malam ini, saat ia masih bisa mundur untuk tak menjadi wanita murahan seperti yang orang lain tuduhkan ia menolaknya.

"Bed," bisik Yoona saat Siwon sudah turun menghujani leher Yoona dengan ciumannya.


Siwon merasa ia menjadi pria menjijihkan saat ia menandai gadis dibawahnya begitu banyak. Gadis yang kini sudah tidak gadis lagi karena ulahnya semalam. Gadis yang selama ini hanya ia lihat dari jauh karena terlalu merasa jauh diatasnya kini berada dalam pelukannya. Tengah tertidur kelelahan karena tingkah bar-barnya semalaman.

Berita apapun diluar sana nyatanya bohong. Karena nyatanya ia yang menjadi pertama bagi gadisnya ini.

"Terima kasih," bisik Siwon mencium kepala Yoona penuh perasaan sebelum ikut menyusul gadis yang ia kukuhkan menjadi miliknya sejak semalam ini ke alam mimpi.

Sepanjang malam, pesta, minuman, kembang api dan ciuman mereka serta peluh yang membanjiri menjadi bagian mimpi yang sedang mereka arungi kini.

Yoona dengan kemewahan yang membayangi sejak kecil membuatnya terbiasa bertingkah laku sesuai kastanya. Menghadiri pesta sudah kewajiban sejak ia masih anak-anak, tampil cantik dan berkelas juga menjadi satu paket keharusan. Kesopanan dan tingkah angkuh pun tak ketinggalan membayanginya. Semua itu yang membuat Im Yoona yang sudah 26 tahun menjadi susah menjalin kisah bersama pria ataupun berteman dengan gadis lainnya.

Semua pria mundur teratur karena kekuasaan keluarganya. Atau pria lain yang tak berhasil merayunya akan mulai menyebarkan isu tak berdasar dan tingkah amoralnya yang mereka karang. Sedangkan para gadis mendekatinya karena apa yang ia miliki, dan sebagian lainnya justru menyebarkan kebencian karena iri dengan dirinya.

Im Yoona yang tampak elegan, arogon nyatanya hanya gadis yang berusaha tampil sesuai kelasnya.

Yoona bangun saat ponselnya tak berhenti meraung. Dengan badan yang terasa pegal dimana-mana serta beban berat yang menimpa perutnya Yoona mengambil ponsel dari tas tangannya semalam.

Nama sang ayah yang terpampang di layar membuatnya menyeritkan dahi sebelum matanya terbelalak melihat jam di ponselnya yang sudah menunjuk pukul 2 siang.

"Ye, aboeji?"

"Kau dimana? Kenapa baru mengangkat teleponmu?"  Nada tegas yang dibalut kecemasan itu membuat Yoona bangun dari posisi tidurnya dan duduk.

"Masih di kamar. Semalam terlalu banyak minum," jawab Yoona tak sepenuhnya bohong, ia ingat semalam ia menghabiskan 2 gelas beer besar sebelum turun ke lantai dansa dan berakhir di ranjang bersama Choi Siwon.

Choi Siwon, batin Yoona. Melarikan matanya yang sedari tadi menatap nyalang kemana-mana menjadi menatap pria yang masih tidur memeluk perutnya. Tanpa sadar tangan Yoona terulur, mengelus rambut Siwon yang menutupi keningnya.

"Yoong? Im Yoona?" Panggilan itu membuat Yoona sadar dan kembali fokus pada sang ayah di sebrang sana.

"Kau menyebut Choi Siwon? Choi Siwon siapa?"

'Apa aku kelepasan menyebut nama Choi Siwon tadi?' Runtuk Yoona

Percuma mengelak karena Yoona tahu Introgasi ala sanh ayah akan segera berjalan. Tak peeduli sepintar apapun menyembunyikan fakta maka ayahnya akan tahu.

Yoona pasrah jika ayahnya tahu ia tidur bersama pria yang baru ia  temui sekali ini. Terlebih lagi ini bukan sekedar tidur biasa.

"Aku akan menjelaskan nanti, aboeji." Yooan menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban sang ayah yang kini sedang menggeram marah karena kelakuan tak sopan sang putri.

Yoona menggoyongkan lengan Siwon yang memeluk perutnya erat.

"Siwon shi!! Siwon shi! Bangunlah!" Kata Yoona.

Siwon hanya membalas 'hmm' dan justru menarik badan Yoona hingga jatuh dan kembali berbaring dalam pelukannya.

"Siwon shi! Lepaskan aku!" pinta Yoona saat kakinya sudah dikunci Siwon dengan kaki besarnya hingga Yoona tak berkutik.

"Sudah siang! Ayahku mencariku." Pinta Yoona lagi yang sepertinya sia-sia karena kini Siwon justru menyurukan kepala di lekukan leher Yoona dan mulai menciumi semua jengkal leher yang bisa ia capai.

Yoona tentu saja sudah tak bisa berdiam tenang dengan semua stimulan yang Siwon berikan. Keduanya kembali larut dalam peluh mereka seperti semalam tak lagi memperdulikan gedoran di pintu.

Dimana suruhan dua orang sahabat yang sedang duduk gelisah di restoran hotel tengah memikirkan apa yang dilakukan anak mereka masing-masing yang tak junjung keluar kamar sejak pukul 1 dini hari tadi sampai pukul 5 sore ini.

Keduanya sebenatnya sudah dapat menebak apa yang sesang dilakukan anak mereka, jadi kini mereka sedang mendebatkan apa yang akan mereka lakukan kepada anak mereka yang mereka yakin sedang berpelukan dengan perut kelaparan.

"Aku lapar, Yoona shi." Ucap Siwon mengusap perutnya setelah mereka selesai mandi bersama.

"Diluar masih ada prang, tunggu sampai mereka pergi dulu," jawab Yoona setelah mengintip lubang di pintu dimana beberapa pria berpakaian hitam tengah berjaga dan dengan konstan memgetuk juga memanggil nama mereka secara bergantian sejak beberapa jam lalu.

"Tapi aku lapar," keluh Siwon sambil melihat Yoona duduk si meja riasnya untuk mengeringkan rambutnya.
Yoona sebenarnya malu atau bisa dibilang sangat malu saat ini, tak perduli sudah berapa kali pria yang lesung pipi itu menyentuh dan melihatnya dalam kurung kurabg dari 24 jam ini namun tetap saja Yoona merasa malu.

"Kalau begitu biar aku memakanmu lagi saja." Bisik Siwon sebelum membawa Yoona dalam gendongannya yang menbuat Yoona meronta.

"Choi Siwon shi!!" Teriak Yoona sebelum ia menjatuhkan hair dryer yang ia pegang dan beralih mengalungkan kedua tangannya di leher Siwon dan membalas ciuman pria itu.

Melupakan lapar, para penjaga dan orang tua mereka yang sedang berdebat, Choi Siwon dan Im Yoona kembali larut dalam penyatuan mereka.

Choi Siwon yang kini berjanji dalam hati akan memberikan seluruh hidupnya pada gadis yang sedang di peluknya dan Im Yoona yang kini hanya pasrah akan takdir yang akan dihadapinya.

END
Need Sequel ??

Saturday, December 23, 2017

When The Wind Blows [ONESHOOT]


When The Wind Blows
by : @tifrahita21
*
*
PLAY : Im Yoona β€” When The Wind Blows
Happy Reading~





Malam ini masih terasa sama, dingin tanpa hadirnya. Malam yang familier sekitar sebulanan ini. Ditempat yang sama, di balkon salah satu unit apartement lantai 30

"Oppa, bogoshipo," guman Yoona pelan berteman hembusan angin malam memasuki akhir musim dingin ini.

Berteman bintang-bintang di langit yang mempercantik malam, Yoona mengeratkan matel tebalnya.

Sudah sebulan ini, Siwon pergi dinas di luar negeri meninggalkannya sendirian. Meski ingin ikut atau sekedar menyusul nyatanya Yoona pun memiliki pekerjaan yang tak bisa ditinggalkannya begitu saja.

Ia kemarin masih dalam masa peralihan tugas-tugasnya kepada assitant baru Siwon. Ia memutuskan resign sekitar pertengahan bulan lalu dan harus mengurus untuk peralihan tugas hingga ia urung ikut. Pun kondisinya sedang tak memungkinkannya untuk naik pesawat setelah konsultasi ke dokter dua minggu lalu setelah ia selesai dengan masa peralihan.

Angin kembali berhembus, menembus tulangnya meski matel tebal sudah melindungunya. Angin tiba-tiba membawa kenangan mania dimasa lalu menghampirinya.

Pada hari ini angin bertiup seperti hari kemarin, membawa dingin peralihan musim panas ke musim semi yang sudah menanti. Siwon dan Yoona menyusuri jalan menuju rumah Yoona.

"Masih tak mau menerima cintaku, huh?" Tanya Siwon.

Yoona menggeleng tanpa menoleh pada pria disebelahnya yang menatapnya penuh pengharapan.

"Wae?" Gemas Siwon. Untuk kesekian kalian ia ditolak teman satu universitasnya dulu. Teman yang sudah ia suka sejak saat itu dan dengan senyum tipisnya gadis itu selalu menolaknya sebanyak ia menyakatan cintanya.

"Tidak, Siwon-ah." Yoona menggeleng geli mendengar nada merajuk Siwon.

"Kenapa lagi alasannya sekarang?"
Yoona hanya menggeleng menanggapi Siwon.  Memutar pintu rumahnya dan mempersilahkan Siwon masuk.

Yoona ingat sejak hari pertama mereka saling mengenal dulu, Siwon selalu ada dimanapun Yoona merada.
Melindungi Yoona dari hujan ataupun panas bahkan dengan rela meminjamkan jaketnya untuk dipakai Yoona saat Yoona mendapat tamu bulanannya.

"Yoong!!" Panggil Siwon kencang sebelum menarik Yoona agar duduk mengikutinya.

"Waeyo?" tanya Yoona malas-malasan. Siwon yang biasa mengganggu harinya membuat Yoona sudah terlalu terbiasa menghadapinya.

"Kau sedang menstruasi huh?" Yoona mengangkat alisnya mendengar pertanyaan Siwon dan menggeleng.

"Tapi rokmu merah," tunjuk Siwon pada rok yang Yoona pakai. Rok putih selutut bermotif bunga kecil.

"Benarkah?" tanya Yoona tak yakin. Ia lantas mengambil ponselnya melihat jadwal bulanannya sebelum ia menepuk keningnya.

"Apa tembus?" tanya Yoona.
Siwon menganggum.

"Aishhhh!!! Ige ottoke?" guman Yoona bingung. Meski ia tak punya jadwal kelas lagi, tapi tetap saja berjalan pulang dengan noda merah yang terlihat tentu sangat memalukan.

"Berdirilah."  Siwon menarik bahu Yoona hingga berdiri. Lalu melepas jaketnya dan mengikatkannya di pinggang Yoona, menutupi noda merahnya.

"Ayo kuantar pulang," kata Siwon sambil menaril tangan Yoona menuju parkiran.

Yoona tersenyum mengingat kenangan manis mereka dulu. Saat akhirnya ia kalah dengan dengan segala pesona pria itu dan menerimanya perasaan Siwon. Karena nyatanya selama itu pula ia sudah sejak awal ia menyuki pria berlesung pipi itu hanya mencoba mengingkari perasannya sendiri karena kepopuleran pria itu yang membuatnya minder.

Deringan dari ponsel dimatelnya membuat Yoona terlonjak kaget sesaat sebelum mengulas senyum begitu melihat ID Caller yang ternyata suaminya.

"Ne, Oppa?"

"Aku merindukanmu, Yoong." Nada pelan dan sarat penuh kerinduan dari Siwon membuat Yoona terkekeh pelan.


"Hmm, nado bogopshipoyo oppa."

"Sedang apa?" tanya Siwon.

Yoona merapatkan matelnya sebelum menjawab. "Sedang melihat bintang."

"Melihat bintang?"

Yoona mengangguk pelan sebelum ia sadar bahwa Siwon tak akan melihat anggukannya.

"Iya, di balkon kamar."

Dari sebrang suara Yoona mendengar suara geraman Siwon. "Masuklah Yoongie ya, kau sedang hamil sayang. Diluar pasti dingin sekali." Ucap Siwon penuh kekhawatiran.

Yoona tersenyum mendengar perhatian sang suami yang tak pernah berkurang dan justru semakin besar hari demi harinya. Mengikuti perintah Siwon, Yoona masuk ke dalam kamar.

 Menutup pintu balkon dan melepas matelnya sebelum duduk bersantai di pinggir ranjang.

"Sudah masuk?" Tanya Siwon setelah beberapa saat.

"Sudah. Sedang di kamar," jawab Yoona.

"Bogoshipoyo oppa, kapan kau pulang?"

Siwon menghela napasnya panjang, "minggu depan Yoong. Aku juga merindukanmu. Sangat sangat merindukanmu."

Air mata Yoona tanpa bisa di kontrol turun membasahi pipinya, mungkin pengaruh hormon kehamilam yang membuat moodnya bisa berubah secepat rollercoaster.

"Hey sayang. Jangan menangis," tegur Siwon dengan lembut.

"Oppa...."

"Hmm, jangan menangis lagi huh." Bujuk Siwon. "Aku akan menyelesaikannya lebih cepat, Yoongie ya. Agar bisa pulang lebih awal."

Yoona masih tergugu menangis, meski ia sudah mensugesti otaknya untuk berhenti nyatanya air matanya tak mau berhenti pun dengan isakannya.

"Bogoshipoo..." kata Yoona. Kini ia sudah berbaring memeluk badannya sendiri dengan ponsel yang menempel di telingannya.

Entah berapa lama Yoona terisak dan Siwon disebrang menenangkannya hingga akhirnya hanya suara deru napas teratur Yooba terdengar.

"Kau sudah tidur Yoong?" tanya Siwon yang tak menerima respon. "Tidurlah sayang, aku akan pulang cepat. Aegi-ya tunggu appa pulang ya."

Siwon tersenyum penuh syukur dengan kehidupannya saat ini, dengan Yoona dan calon anak mereka yang akan mereka temui 7 bulan lagi.

Sementara Yoona yang sudah terlelap dalam tidurnya mengulas senyum manis di wajahnya. Mungkin sedang bermimpi bertemu suami yang ia sangat rindukan.


END

Diary Fanny - Laptop dan Kuota

Kalau suruh milih salah satunya jujur gue nggak bisa milih, wkwk..

Gue butuh laptop buat browsing dan nulis, tapi browsing juga pakai kuota. Nulis tanpa browsing itu susah sih kalau menurut gue. Kenapa?

Karena kadang gue butuh KBBI online buat berbaikan kata yang gue tulis trus juga nulis butuh survei dulu. Kenapa ?

Gue lebih banyak nulis fanfiction yang latar belakangnya Korea, nah disitu gue biutuh banget tahu dimana-mana aja tempat di Korea yang sesuai gambaran gue. Butuh tahu juga gimana sih kehidupan warga Korea itu macem mana.

Selain itu, gue juga sering banget bikin cerita Oneshoot dimana tokohnya yang gue buat melalang buana di negara-negara Asing. Nah disitu gue nggak cuma butuh bacaan soal tempat yang mereka kunjungi tapi juga liat video review tempat itu.

Yang baru-baru gue buat itu Saipan In Love, dimana gue review tempat-tempat keren di Saipan. Ini salah satu yang paling susah menurut gue, kenapa karena dikit banget blog traveler yang bahas tentang negara kecil itu.

Nah review gue dari mana ?

Dari blog tempat booking tiket.

Benar, gue bikin dari situ. Karena gue itu pengin bikin cerita yang sebisa mungkin pembaca bisa bayangin itu tempat suasana dan kondisinya katak gimana meskipun yanh bikin juga belum pernah kesana.

Nah, disini kolerasi antara laptop dan kuota itu besar banget.

Kan pakai handphone bisa?

Yoi bisa, tapi nggak puas buat dari handphone, belum lagi HP gue belum secanggih kalian-kalian pada punya. HP gue masih ecek-ecek cuy, hehe..

Yang kalau browsing lama bikin HP ngedrop!!!

Kalau hanphone paling gue pakai nulis itu kalau lagi di luar dan tiba-tiba gue disamperin mas ilham dadakan, wkwk..

Pasti gue tulis dulu di HP meski ya nggak jelas gitu. Kenapa gue tulis, karena maklum aja memori otak gue masih pentium kelas bawah yang kalau nyimpen data terlalu banyak malah ngeblank. Jadilah gue lebih sering emang kalau handphone ya paling buat nulis note kecil-kecilan.

Terus juga buat setiap fanfiction yang gue buat pasti gue selipin sedikit kata korea yang familier, buat apa? Menurur gue biar tetep ada taste Korean kulturnya. Disitu gue juga butuh online buat nyari sumbernya biar nggak salah tulis. Lebih enak edit di laptop juga.

Belum lagi gue juga mulai kemarin-kemarin ini mulai buat versi PDF dari cerita gue yang pernah buat. Dan itu butuh banget laptop dan kuota.

Soalnya kebanyakan file fanfic yang dulu-dulu itu udah hilang jadi gue mau nggak mau ya harus scroll down halaman fanpage gue buat ambil fanficnya. Abis itu pindahin ke word. Edit-edit sana sini kalau kira-kira udah ya gue harus convert dari word ke pdf dan itu butuh kuota juga.

Jadilah gue, laptop dan kuota itu bener-bener kayak saudara yang tak terpisahkan, wkwk..

Wifi dong jaman sekarang!!!

Wifi berarti gue harus nongkrong di tempat yang ada wifi gratis dong. Kayak tempat makan atau paling nggak di mol lah ya. Nah sama aja sih nongkrong misal di sbux segelas kopi 50rb trus numpang buat wifian kalau gue sih lebih milih beli kopi sachet di warung, seduh di rumah dan duit 50rb buat beli kuota dan bisa gue pakai sendiri.

Maklum lah ya cungpret kelas teri yang tiap akhir bulan masih pusing atur pengeluaran.

Laptop tanpa kuota itu bagaikan nasi tanpa lauk. Dan kuota tanpa laptop itu kayak lauk tanpa nasi.

Intinya nggak afdol kalau nggak berdua gitchu, wkwkπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Love At First Sight [ONESHOOT]

Love At First Sight
by : @tifrahita21
*
*
PLAY : Super Junior β€” Love at First Sight
Happy Reading~




Gadis yang sama, si cantik berbingkai kacamata bacanya. Gadis yang selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan lebih banyak daripada kantik seperti gadis lainnya. Dia Im Yoona, mahasiswa tingkat akhir Sastra Inggris. Dua tingkat dibawahku. Aku mengenalnya dihari pertama masa orientasinya dulu saat aku menjadi salah satu anggota dewan.
Im Yoona..
Im Yoona..
Im Yoona..
Gadis pendiam yang sangat sulit kudekati. Bukan maksudku menganggap gadis lainnya gampangan hanya saja Im Yoona ini terlalu berbeda menurutku. Meski aku sangat sadar banyak mahasiswa pria yang mencoba mendekatinya nyatanya dia lebih suka berkencan dengan karya Jane Austin dan Charles Dicknes di pojok perpustakaan.
"Hai," sapaku padanya. "Boleh aku duduk? Semua meja sudah penuh," lanjutku.
Dia lantas memutar matanya memindai isi perpustakaan sebelum mengangguk, "hm, duduklah."
Hanya itu.
Kalimat pertama dan perdana kami saat aku menyapanya di perpustakaan setelah setengah tahun aku mengamatinya diam-diam. Bahkan aku sebenarnya tak tahu mau belajar apa disana hanya saja melihat begitu penuhnya ruangan ini dan bangku disebelahnya kosong aku menyambar asal buku dari rak. Dan duduk disebelahnya sambil menatapnya diam-diam yang sedang fokus dengan buku tebalnya
β€œOh, Im Yoona shi?” tanyaku pura-pura kaget saat menghampirinya yang sedang duduk di depan mini market tak jauh dari tempat tinggalnya. -Ah aku juga menguntitnya hingga tahu rumahnya dan rutinitasnya-
Dia mengangguk canggung, β€œah anyeonghaseyo sunbaenim,” sapanya dan melanjutkan memakan ramennya.
β€œTinggal di dekat sini?”
Yoona mengangguk dengan pipi menggelembungnya, efek melahap ramen dalam porsi besarnya yang dapat kulihat bahwa ia risih dengan keberadaannya. Tapi tak apalah dia risih, batinku.
β€œBoleh aku minta nomor ponselmu?” tanyaku spontan dan sedetik selanjutnya aku sadar aku kelepasan hingga membuat dia menatapku dengan mata rusanya yang menunjukan ketidak nyamanannya akan aku dan pertanyaanku sepertinya.
β€œMaaf aku duluan, sunbaenim.”
Dia bahkan tak menghabiskan ramennya yang masih tersisa sedikit dan membuangnya ke tempat sampah sebelum menunduk dan berlalu dari depanku secepat aku datang menyapannya tadi.

Jika tidak salah itu adalah kejadian 2 tahun lalu sepertinya dan sejak hari ini entah mengapa aku merasakan bahwa dia semakin menjauhiku, meski kenyataannya kami memang tak saling akrab sebelumnya. Tapi disetiap pertemuan tak sengaja atau yang kusengaja dia selalu menghindariku entah dengan berjalan berbalik arah, membuang muka atau sibuk dengan teman disebelahnya.

"Sendiri?" 
Im Yoona langsung terlonjak saat aku tiba-tiba duduk disebelahnya. Dia mengangguk canggung dan kembali fokus dengan ponselnya.

"Mau menemaniku ke kedai kopi depan? Kutraktir kau teh hijau kesukaanmu," tanyaku lagi. Dia menatapku dengan tatapan risih yang biasanya ia pakai sebelum menggeleng.

"Maaf aku ada kelas." Dia lantas memasukan bukanya kedalam tas dan pergi meninggalkanku begitu saja.

Memelahkan bukan mendapatkan perhatian Im Yoona itu. Tapi tak sampai disitu aku menyerah, aku tetap melancarkan aksiku. Sampai akhirnya tepat hari ini, seharo sebelum aku wisuda aku mencoba peruntungan lagi, yang kuputuskan menjadi yang terakhir sebelum aku benar-benar tak bisa melihatnya lagi.

Sore ini tanpa sengaja aku melihat Yoona masuk ke kedai kopi yang langsung kuikuti masuk dan berdiri dibelakangnya.

"Satu caffΓ¨ latte dan segelas americano," sambarku cepat saat antrian sampai pada Yoona. Dia  tentu saja kaget dengan aksiku, namun akhirnya dia diam saja dan berjalan ke twmpat duduk kosong menunggu pesanannya.

"Ini caffe latte untukmu. Yang manis seperti dirimu," kataku menggodanya dengan mengangsurkan gelas kepadanya. Dia diam dan menerimanya.

Pekat americano yang biasa bisa membuat otakku segar ternyata tak berlaku hari ini. Alasannya mungkin karena gadis didepanku terlalu manis untukku bisa merasakan pahit americano.

"Im Yoona shi," panggilku memecah keheningan.

Dia mengangkat kepalanya dan menunduk lagi, "kenapa?" Cicitnya pelan.

Aku tersenyum, ini sepertinya pertama kalinya dia mau meresponku tanpa tatapan risihnya. Mungkin efek sudah terlalu malas atau apalah itu aku juga tak paham intinya dia mau meresponku saja aku sudah sangat bersyukur.

"Namaku Choi Siwon," ucapku memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan. Dia menatapku sekilas sebelum membalas uluran tanganku dengan singkat.

"Aku menyukaimu," ucapku lagi tanpa pikir panjang. Dan dia kini melebarkan mata rusanya menatapku.

"Kau apa?"

"Aku menyukaimu sejak dulu. Ah tak perlu menjawabnya. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja," kataku menjelaskan sambil menggaruk tengkukju yang mendadak gatal.

"Tap.. Tap.."

"Aish sudahlah. Tak perlu menjawabnya Im Yoona shi. Aku hanya mau mengutarakannya saja, tak perlu kau tolak aku sudah tahu kau akan menolakku," potongku cepat. Karena sebenarnya aku pun tak sanggup jika penolakan akan kudengar dari bibirnya.

Bagiku cukup dia tahu tanpa memgatakan apapun lebih baik daripada penolakan yang akan kukenanang sepanjang sepanjang hidup.

"Jangan pikirkan soal penyataanku barusan ya," kekehku masih sambil menggaruk tengkuk. "Anggap saja aku sedang berkicau tak penting."

"Hmm, kalau begitu nikmati caffe lattemu Im Yoona shi." Aku lantas berdiri menepuk bahunya sekali sebelum berjalan pergi.

Meninggalkan cintaku yang baru tertolak.

"Siwon shi!!" Panggilan itu membuatku berhenti melangkah. Dan menunggu gadis yang tak lain adalah Yoona berjalan cepat kearahku.

"Ken.."

"Aku juga menyukaimu."

Ini halusinasi atau apa ya? Aku memukul kepalaku sendiri berkali-kali hingga sebuah tangan lembut menghentikannya.

"Aku juga menyukaimu," ucap Yoona lagi kini lebih keras dan jelas yang menbuatku diam dan terpaku kaget.

"Ka.. Kau kau menyukaiku?" tanyaku memastikan.

Dan Im Yoona gadis pujaanku selama hampir 3 tahun ini mengangguk sambil tersenyum malu kepadaku.

"Benar? Kau menyukaiku?" tanyaku lagi memastikan.

Dia mengangguk lagi, kini sambil menatapku dengan tatapan malunya.

Dan tanpa berpikir dua kali lagi aku langsung merengkuh gadis yang ternyata menyukaiku juga dan mengucap kalimat terima kasih padanya.

Terima kasih bahwa rasaku ternyata diam-diam terbalas. Terima kasih juga menungguku sampai aku berani mengucapkannya langsung. Terima kasih karena dia mau kupeluk.


END

Thursday, December 21, 2017

Diary Fanny - Keren Adalah Hak Anak Bangsa

Diary Fanny - Keren Adalah Hak Anak Bangsa


Pernah dengar semboyan itu ?


Gue juga baru dengar baru-baru ini lho semboyan ini yang katanya jadi semboyan salah satu department store. Tambah kreatif aja ya semboyan-semboyan jaman sekarang.

Setelah kids jaman now, mom jaman now sekarang ada lagi keren adalah hak anak bangsa πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Keren sendiri menurut KBBI :
1) tampak gagah dan tangkas;
2) galak; garang; lekas marah;
3) lekas berlari cepat (tentang kuda);
4) perlente (berpakaian bagus, berdandan rapi, dan sebagainya)


Menurut gue sih artian keren itu luas ya, keren berbusana dalam artian gue pas gitu pokoknya keliatan matching aja gitu sama orangnya. Kalau keren sikap menurut gue itu kalau kita harus berani nanggung apa yang kita buat dan kita ucap. Satu lagi keren dalam kamus gue yaitu keren berbicara, nah ini yang menurut gue  penting banget apalagi buat people jaman now.

Bahas soal keren berbusana sebagai orang awan gue sih nganggepnya simple sih, jadi loe boleh ikutin tren asal itu masih sesuai budaya timur dan cocok sama loe. Ya kali, umur loe masih 15 tahun tapi pakai dandanan + style emak2, wagu coy kalau kata orang jawa.


Satu lagi keren berbusana dalam pandangan gue, tahu tempat dan waktu. Ya kalik, pakai pakai bikini ke mall kan nggak nyambung.


Keren itu hak tapi kalau keren dimata loe bikin loe jadi omongan negatif orang apa loe masih anggap itu keren ?

Aku sih no !!

Lanjut lagi keren sikap, buat kalian yang masih cupu dalam mengakui kesalahan dan nggak berani tanggung jawab !! HAH sono dah ke laut aja ?

Nggak malu sama semut yang mendengar pernyataan loe, gans cans ?

Kalian ngaku keren tapi nggak bisa mikul tanggung jawab atas mulut kalian sono dah ikut jadi koloni pesawat convenant ke origen 6 biar dimakan noh sama peliharaannya si david. Salam-salamin deh ya dari gue buat om David πŸ˜‚πŸ˜‚

Satu lagi yang bikin gue ngusap dada dan putar kepala heran. Keren berbicara itu istilah mulutmu harimaumu ya ini nih. Yang ngaku pintar mengumpat dan mendeklarasikan diri sebagai keren sini gue kasih tau ya. Ngumpat kasar itu nggak baik coy, loe ngumpat syukur ya kalau yang denger cuma nganggep loe kurang se ons tapi apa kabar kalau yang denger umpatan loe tersinggung atau semacam itu. Apa nggak kelar hidup loe ?

Keren itu saat mengumpat itu  seratus persen bohong, cuy !!

Apa gunanya mengumpat coba ? Mau saingan sama preman pasar ?


Bah, yang begitu kok dikata keren ? Kalau aku sih no !!

Bertutur kata baik, mau mengakui kesalahan dan bertanggung jawab juga bisa berpakaian sesuai tempat itulah keren dalam kacamata gue.

Gue kutip nih kata-katanya mbak Najwa Shihab yang bilang, "Bukankah melelahkan jika selalu ikut tren, apalagi hanya agar dianggap keren."

Betul banget itu menurut gue, jangan ikutin tren gitu aja biar dibilang keren lihat juga itu pantas nggak buat kita ikutin.

Gue emang belum bisa jalanin kata-kata keren kayak yang juga tulis diatas gue tapi gue disini lagi belajar untuk menjadi keren seperti kata gue diatas tadi. Dan gue juga nggak berhak mengkolom-kolomkan sesuatu seperti diatas bagi gue tulisan ini sendiri buat ngingetin diri gue sendiri untuk nggak bertindak bar-bar dan nggak beretika.

So ayok keren sama-sama dengan 3 hal diatas guys !!

White Christmas [ONESHOOT]

White Christmas
By : @tifrahita21
*
*
Play : WHITE CHRISTMAS - : SUPER JUNIOR
Happy Reading~







I don’t know since when but
It started not to snow on Christmas
Every time that time of year comes around
We are so excited- just like kids
The weather report says it will snow
But it’s been wrong for so many years
The whole world will be expecting it
Expecting snow on Christmas Day
*It might not snow if we worry too much
The skies only bless places that have good people


Hari ini sudah masuk ke tanggal 24 desember, tepat sehari sebelum Christmas Day. Dan hari ini Siwon dan Yoona ikut menyibukan diri dengan menghias rumah Siwon.

"Oppa, ambil tangga. Pasang ini diatas sana." Yoona menunjuk hiasan bintang agar dipasang di puncuk pohon natal yang tengah mereka hias.

"Kemarilah.."  Siwon menyuruh Yoona mendekat dengan tangannya. Yoona memegang tangga saat Siwon naik untuk memasang hiasan bintang.

Natal kali ini, orang tua Siwon serta adiknya merayakan di negeri Vatikan sana. Dan jadilah Siwon kebagian menghias rumahnya dibantu sang kekasih yang sejak tadi mengulas senyum bahagia di wajahnya.

"Pasang ini juga," Yoona memberikan bola kecil pada Siwon dan mengarahkan agar Siwon memasang sesuai arahannya. "Geser kanan sedikit Oppa. Ahh, ya.. Sudah benar disitu."

Setelahnya mereka memasang lampu mengelilingi pohon setinggi dua meter ini dengan hati-hati agar tak menutupi hiasan lainnya yang sudah dipasang terlebih dahulu.

Yoona lalu mencolokan ke stop kontak hingga lampu di pohon natal mereka menyala dengan cantik.

"Yeppo.."

"Hmm, yeppo.." balas Siwon.

Mereka membereskan semua peralatan yang mereka pakai sebelum akhirnya duduk tak jauh dari pohon mereka. Duduk mengamati pohon natal yang mereka hias bersama nyaris 2 jam tadi.

"Mau hadiah apa?" tanya Siwon memecah keheningan.

Yoona berpikir sebentar sebelum menjawab, "kesehatan untuk jita semua tentu saja."

"Tidak ada request khusus lainnya?" tanya Siwon penasaran. Yoona kembali diam untuk berpikir sebelum menggelengkan kepalanya.

"Semoga kita selalu diberi nikmat kesehatan, Oppa." Siwon mengangguk dan merengkuh bahu Yoona membawanya kedalam pelukannya.

"Hmm, semoga kebahagiannya juga selalu mengiringi kita," tambah Siwon yang diangguki Yoona.

Malam ini mereka habiskan dengan menonton film maraton sebelum jatuh tertidur di ruang TV.

Paginya Siwon bangun setelah mendengar teriakan kencang Yoona dari arah dapur, "Oppa, cepat mandi. Setelah itu kita sarapan dan ke gereja."

Siwon dengan malas-malasan menuruti perintah Yoona dan setengah jam kemudian sudah segar dan rapi meski nyeri di punggung akibat tidur semalam di sofa bed yang sempit.

Siwon melirik menu sarapannya pagi ini pan seared chicken with mashed potato with cherry tomato salad hasil olahan Yoona. Seperti tahun-tahun lalu dua hari sebelum dan sesudah natal memang semua pekerja di liburkan kecuali security yang mendapat jatah libur bergantian. Jadilah Yoona memasak sendiri untuk menu sarapan ini.

"Menu special, huh?" tanya Siwon saat duduk dan Yoona menghidangkan sarapan untuknya.

Yoona tersenyum, "menu baru. Cobalah."

Siwon mulai mencoba masakan hasil kursus masak yang hampir 3 bulan ini Yoona ambil disela kesibukannya.

"Mashita, Yoong," komentar Siwon setelah mengunyah habis suapan pertamanya. Yoona yang sejak tadi diam menunggu langsung tersenyum lebar mendengarnya.

"Nanti siang masak lagi, Yoong." Yoona mengangguki keinginan Siwon.

Selesai sarapan dan Yoona berdandan sederhana, dengan mantel tebal karena cuaca yang semakin dingin di hari natal ini Siwon dan Yoona masuk ke dalam mobil. Menembus jalanan yang lumayan ramai lancar menuju gereja.

"Dingin sekali," keluh Yoona saat  mereka selesai dan keluar dari gereja.

"Setelah ini mau kemana?" tanya Eunhyuk. Siwon menoleh kearah Yoona, bertanya.

"Mau ke supermarket dulu belanja. Datanglah ke rumah Oppa, aku akan memasak banyak makanan."

Eunhyuk menyeritkan keningnya, menilai. "Kau? Im Yoona? Memasak? Huhh, tidak terima kasih Yoong. Natalku masih panjang untuk dihabiskan dengan diare," cibir Eunhyuk mengingat pengalamannya yang pernah makan makanan Yoona dan berimbas kunjungan rutin tiap ke toilet beberapa menit sekali selama 3 jam. Sampai akhirnya dilarikan ke rumah sakit karena lemas kekurangan cairan.

Yoona memberengut mendengar cibiran Eunhyuk. "Enak saja! Aku sudah  hebat memasak. Benarkan Oppa?" Yoona meminta pendapat Siwon.

Siwon mengangguk, "hmm, dia sudah hebat memasak Hyung. Cobalah kapan-kapan."

Eunhyuk menatap tak percaya kepada dua pasangan dihadapannya dan menggeleng, "tidak terima kasih. Aku akan pulang ke rumah dan makan masakan ibuku dihari natal ini."

Dan tanpa pamit Eunhyuk langsung berlari menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari mereka.

"Dasar anchovy itu!!" Cibir Yoona yang hanya dibalas kekehan Siwon.

"Sudah ayo masuk ke mobil. Ini dingin sekali, Yoong." Siwon lantas menggiring Yoona ke mobil dan melajukan mobil menuju supermarker terdekat.

"Oppa, mau ikut masuk?" tanya Yoona melepas sabuk pengamannya.

Siwon mengangguk, "hmm, aku akan mati bosan menunggumu belanja di mobil Yoong."

"Tapi ramai di dalam." Cicit Yoona.  Siwon menggeleng tak mempermasalahkannya, mereka berdua biasa menyamar jika sedamg di luar dan di jok belakang ia juga membawa masker dan topi.

"Seperti Choi Siwon?" tanya Siwon setelah memasang topi, masker serta kacamata minusnya. Yoona terkekeh dan menggeleng, "terserah Oppa saja. Aku tak tanggung resiko saat orang mengenaliku dan mulai menatapmu dengan curiga."

Dan benar supermarket ini lumayan ramai dengan ibu-ibu yang berburu persedian bahan makanan. Dan seketika Siwon yang mendorpng troli di belakang Yoona sedikit menyusut, mengetahui kemungkinan salah satu ibu-ibu ini mengenalinya.

Sedangkan Yoona yang sibuk memilih sayuran dan memasukannya ke troli cuek saja dan akan tersenyum saat ada yang menyapa dan mengenalinya.

"Ah, ne eommoni. Merry Christmas," balas Yoona menyapa seorang ibu.

Menyinggungkan senyum dan mengucapkan selamat hari natal kepada para orang yang ditemuinya nyatanya tak membuat tangan Yoona berhenti mencomot bahan makanan sampai akhirnya troli mereka penuh.

Setelah meletakan dua tas plastik di bagasi belakang, Siwon akhirnya baru bisa menghela napas panjangnya sambil membuka penyamarannya tadi.

"Akhirnya..." ujar Siwon. Ia lantas mengatur suhu ac mobil sebelum kembali melajukan mobil menuju rumah.

Pulang mereka berdua kompak mulai menata hasil belaja dan memasak bersama hidangan makan siang yang sebenarnya sudah agak telat ini sambil membuat tiramisu untuk camilan mereka.

Selesai makan dan perut sudah  kenyang mereka lalu duduk menikmati sore hari di depan TV yang sedang menayangkan serial drama natal.

"Kenyang sekali," desah Siwon mengusap perutnya yang bertambah volume beberapa senti.

"Hmm, wine huh?" tawar Yoona. Siwon mengangguk. Yoona datang dengan dua gelas tangkai dan botol wine yang tinggal setengah. "Siwon Oppa kemana dia?" guman Yoona tak melihat Siwon disekelilingnya.
Ia lalu duduk di sofa bed dan menuang wine untuk dirinya.

"Huh?" Sentak Yoona kaget. Saat Siwon tiba-tiba duduk disebelahnya dan menyodorkan satu kotak berwarna merah untuknya. "Ige mwoya?"

"Hadiah natalmu," jawab Siwon meminta Yoona menerima kado yang ia berikan. "Bukalah.."

Yoona dengan meletakan gelas winenya dan membuka kado berpita perak itu, menemukan dua kotak berwarna senada di dalamnya. Diambilnya salah satu dari kotak itu dan dibukanya.

"Ini? Flasdisk?" tanya Yoona mengambil flasdisk berbentuk minion itu dari kotaknya.

Siwon mengangguk.

"Untuk apa?" tanya Yoona.

Siwon tersenyum, "tentu saja untukmu Yoong."

Yoona mengangguk patuh, mungkin Siwon membelikannya flasdisk ini karena bentuknya yanh lucu pikir Yoona singkat.

Ia lantas membuka kotak satunya lagi yang berisi kunci kecil.

"Kunci huh?" tanyanya bingung.

"Simpanlah."

Yoona kembali mengangguk. Meski sejujurnya ia bingung dengan hadiah natalnya kali ini.


"Hmm, tapi aku tak menyiapkan apapun untukmu Oppa."

Siwon menggeleng sambil mengacak puncak kepala Yoona gemas. "Kau adalah hadiahku, Yoong. Hadiah terbaikku," ucap Siwon yang membuat Yoona menunduk menyembunyikan semu di wajahnya.

Mereka menikmati tontonan tv special natal sampai selesai dengan ditemani wine hingga deringan dari ponsel Yoona terdengar.

"Hmm, waeyo eonni?" tanyanya.

"Hmm, baiklah. Tolong ingatkan lagi aku besok," Yoona kemudian mengakhiri panggilannya dan lantas menjelaskan pada Siwon yang meski tak bertanya. "Managerku menyuruhku mengecek email," jelasnya. Kemudian sibuk dengan ponselnya untuk membaca email dan sibuk sendiri hingga mengabaikan Siwon yang kini sudah terlelap dalam posisi duduk.

Yoona mendengkus melihat posisi tidur Siwon kini, "pindahlah ke sofa Oppa." Yoona menggoyangkan bahu Siwon pelan hingga Siwon sadar sebentar dan pindah tidur ke sofa.

Yoona hanya bisa menggelengkam kepalanya.

Ia mengambil laptop Siwon untuk googling menu masakan baru dan mengambil tiramisu buatan mereka tadi dari freezer. Memotongnya sesang dan membawanya keruang tv untuk menemani googlingnya.

Yoona menyimpan beberapa resep ke drive laptop juga mendownload banyak video masak. Ia lantas teringat flash disk lucu pemberian Siwon  tadi yang bisa ia gunakan untuk menyimpan resepnya untuk ia pindahkan ke laptopnya nanti.

Yoona menekan CLT+A untuk mrenandai semua video hasil downloadnya, lalu menekan icon cut dan memindahkan kusror ke flashdisk minionnya untuk mempaste videonya.

"Heh? Ada isinya?" tanya Yoona heran melihat ada satu video di flashdisk itu saat ia baru membukanya.

"Purpose?" gumannya bingung. Yoona mempaste videonya lebih dulu sebelum menekan play pada video yang sudah ada tadi.

"Purpose? Lamaram huh?" gumannya sendiri.

Yoona langsung membekap mulutnya tak percaya saat detik kelima menampilkan Siwon dengan senyum menawannya sedang tersenyum menghadap kamera.

"Terkejut huh?" Tanya Siwon dan tertawa di video itu.

"Ayo menikah, Yoong." Sambungnya lagi masih dengan senyum yang menghiasinya. "Ah, sebelum kau buru-buru menjawab 'yes' lihat dulu video setelah ini ya." Siwon dan nada penuh percaya dirinya membuat Yoona tertawa meski matanya sudah berembun.

Video selanjutnya menampilkan gedung terkenal di New York sekilas sebelum sebuah pesawat aerobatic yang meliuk di udara menuliskan kata 'I πŸ’œ U Yoona' yang membuat Yoona tak percaya.

Dilanjut dengan Siwon yang ternyata berada di dalam pesawat itu sambil tersenyum manis lagi.

"Hai? Shock huh? Tenang saja Yoong, aku hanya menjadi penumpang. Ini pilotnya." Sapa Siwon mengarahkan kamera kearaj pilot sekilas sebelum kembali menampilkan dirinya, "tapi tenang saja tulisan yang baru saja kau lihat itu tentu dariku Yoong" Siwon lantas terkekeh.

Kini berganti latar dengan gunung berselimut salju, lalu tak lama Siwon muncul dengan pakaian tebalnya dan peralatan paralayang yang menempel di tubuhnya.

Pria itu melambai kearah kamera dengan bahagia. Dan tak lama Siwon sudah melayang di udara seorang diri dengan layar paralayang yang bertuliskan 'I πŸ’œ U Yoona' lagi.


Tak lama Siwon sudah kembali memginjakan kaki di tanah dan terdengar bunyi krasak-krusuk sebelum wajah Siwon nampak lagi di kamera, "dimana tebaklah? Aku di Nepal. Maaf ya tidak bilang aku pergi kesini," kekehan Siwon terdengar lagi. "But I Love You Im Yoona-ku," lanjut Siwon.


Landmark berubah menjadi hamparan laut biru yang tak Yoona ketahui tempatnya sampai tulisan besar di pinggir pantai terlihat olehnya disusul kemunculan Siwon beserta pipi berlesungnya.

"Brisbane i'm here," sapanya mengawali. "Maaf tak mengajakmu lagi untuk kemari."

"Tapi lihatlah itu, Yoong," Siwon menunjuk pantai lalu video memperlihatkan empat layang-layang besar yang masing-masing bertuliskan 'WILL' 'YOU' 'MARRY' 'ME' dan tiga layang-layang lebih kecil yang bertuliskan 'Say yes, please." Melayang lebih rendah dari 4 layangan lainnya.


"So will you marry me?" tanya Siwon lagi dan Yoona tanpa komando langsung mengangguk pada Siwon di video itu.

Siwon tertawa, "aku diterima, Yoong?" tanyanya. "But wait, apa kau sudah memegang kuncimu?" Yoona mengangguk lagi. "Bagus jadi sekarang masuklah ke kamarku Yoong, di closet tempat menyimpan jas bagian bawah disitu ada kotak. Kau bisa membuka sekarang sayang." Dan Yoona pun menuruti perintah Siwon.

Ia membuka pintu closet pakaian, berjalan menuju deretan jas dan berjongkok untuk mengambil kotak persegi panjang yang tidak terlalu besar itu membawanya lagi ke ruang tv.

Duduk kembali di posisinya yang tadi, Yoona menatap video yang kini menampilkan foto-foto kebersamaan mereka diiringi lagu Perfect milik Ed Sheeran.  Ia menatap bingung kearah kotak dan Siwon yang terlelap secara bergantian sebelum memasukan kunci kecil tadi ke lubang kotak yang ia ambil di closet.

Yoona membekap mulutnya tak percaya pada tulisan tangan Siwon juga sebuah kalung cantik berbandul bintang didalamnya.

'Menikahlah denganku musim dingin tahun besok'

Air mata serta isak bahagia tak dapat dielakan lagi, yang ternyata membangunkan Siwon dari tidur ayamnya. Siwon mengusap wajahnya sebentar sebelum bangun duduk.

"Kau kenapa, Yoong?" tanyanya dengan nada khas orang baru bangun tidur.

Tanpa kata Yoona langsung bangun dari duduknya dan menghambur memeluk Siwon dengan erat.
"Hmm, aku mau."

"Mau apa?" tanya Siwon bingung. Belum sepenuhnya sadar dengan keadaan. Yoona menjauhkan badannya sedikit menatap Siwon dengan jengah sebelum kembali memeluknya.

"Mau menikah denganmu."

Siwon yang benar-benar belum sadar sepenuhnya langsung melongo beberapa detik sebelum membalas pelukan Yoona dengan tak kalah erat.

"Hmm, menikahlah denganku musim dingin besok."

Yoona mengangguk, "hmm, ayo menikah musim dingin tahun depan."

END

Friday, December 1, 2017

Saipan In Love (END)

Saipan In Love (Twoshoot)
By : @tifrahita21
*
*
Happy Reading 
(2/2)



Sampai beberapa menit kedepannya Yoona masih larut dalam tawa puasnya bahkan kini matanya sudah basah karena terlalu banyak tertawa. Sedangkan Siwon yang melihat kelakuan sang tunangan hanya bisa memajukan bibirnya sebal.

"Berhenti, Yoong.." Perintah Siwon untuk kesekian kalinya. Dan kini Yoona sudah mulai mengatur napas dan tawanya.

"Geure Oppa. Arraseo." Yoona kini sudah tak mengeluarkan tawanya meskipun tergambar jelas wajahnya yang memerah menahan sisa tawa.

"Kenapa tertawa ?"

"Kenapa melarangku memakai baju itu ?" Tanya Yoona balik.

Siwon mendelik sebelum ia menzoom gambar di ponsel Yoona, "Look ! Ini terlalu sexy, Yoong. Lalu ini punggungmu akan kedinginan kalau terbuka seperti ini. Acaranya malam bukan ?" Yoona mengangguk. "Nah udaranya akan dingin, Yoong ! Jadi jangan pakai gaun ini, arraseo ?" Yoona menggeleng. "Yak wae ? Ini terlalu terbuka Yoong ! Aku tak mau pria lain menatapmu dengan genit." Ucap Siwon dengan kesal kini pipi Yoona yang kembali merona seperti di hotel tadi.

Perhatian kecil Siwon yang seperti inilah yang membuatnya berkali-kali dibuat jatuh cinta lagi dan lagi. Nada posesif yang Siwon ucapkan, perhatian lain yang Siwon berikan inilah yang membuat Yoona selalu merawa istimewa dihadapan pria ini. Tunangannya, Choi Siwon.

"Hmm, arraseo." Jawab Yoona kemudian. Siwon langsung menatap Yoona dengan binarnya, "Jinjja ?" Yoona mengangguk.

"Gomawo, Yoongie-ya.." Ucap Siwon sambil membelai punggung tangan Yoona. Yoona mengangguk lagi dan menatap Siwon dengan perasaan penuh syukurnya. Betapa ia bahagia bisa membuat Siwon tersenyum hanya karena jawaban iya darinya. Yoona memang selalu menyiapkan satu gaun cadangan untuk mengantisipasi apabila ada sesuatu yang terjadi.

Yoona juga merasa bahagia karena akhirnya Siwon berkata jujur mengenai keluhannya akan penampilannya karena sebelumnya ia hanya mendengar dari Jiwon -adik Siwon- tentang kakaknya lelakinya yang terkadang mengomentari pakaian yang Yoona pakai.

"Pulang ?" Tanya Siwon setelah semua pesanan telah mereka tandaskan.

Yoona menggeleng, "Ayo ke pantai dulu." Siwon mengangguk dan setelah mereka selesai membayar mereka lantas berjalan ke arah pantai yang tak jauh dari restoran.

"Yeoppo.."

"Hmm,"Yoona mengangguk.  "Yeoppo," ucap Yoona menyetujui ucapan Siwon tak sadar bahwa yang Siwon maksud bukanlah pemandangan sunset yang tengah Yoona nikmati melainkan wajah Yoona yang cantik.

"Kau suka ?" Kini keduanya tengah duduk di kursi santai yang disediakan pantai ini menantikan detik-detik sebelum matahari benar-benar hilang diujung laut.

"Hmm, tanpa kamera tanpa pekerjaan," Yoona menatap Siwon "Dan hanya berdua bersamamu, Oppa," lanjut Yoona menyinggungkan senyum terbaiknya pada sang kekasih.

Siwon membalas senyum Yoona dengan tak kalah lembut sebelum merengkuh tubuh kurus Yoona kedalam pelukannya, "Terima kasih, Yoong. Untuk semuanya." Siwon mengcium puncak kepala Yoona penuh hikmat hingga matahari benar-benar terganti dengan gelapnya malam.

Kembali ke hotel yang hanya butuh 15 menit dengan berkendara. Hari ini keduanya cukup lelah hingga memutuskan memesan room service untuk makan malam dan berlanjut tidur karena besok pagi mereka sudah memesan paket wisata air lengkap di pantai dekat hotel.

Kini keduanya sudah bersiap menuju pantai dengan mobil sewaan. Pagi-pagi tadi Siwon yang sudah tak sabar untuk olahraga air yang sudah di planingnya jauh hari dengan semangat penuh membangunkan Yoona dan merengek agar kekasihnya bersiap.

"Hmm, aku mengantuk sekali." Yoona kembali menguap untuk kesekian kalinya hingga membuat Siwon merasa bersalah telah mrmbangunkannya.

"Maafkan aku, Yoong. Harusnya kau istirahat saja di hotel," sesal Siwon.

"Kita putar balik saja ya, di kelokan depan," lanjut Siwon yang membuat Yoona langsung mendelik kesal.

"Shireo !! Aku sudah rapi begini untuk apa kita kembali ke hotel, Oppa ?" Protes Yoona.

"Tapi kau butuh istirahat, Yoong. Toh kita masih punya satu hari lagi besok."

"..."

Siwon menoleh kearah Yoona yang kini menatap jalanan, Yoong..." panggilnya pelan mencoba menarik perhatian Yoona.

Yoona menatap Siwon masih dengan raut kesalnya, "Jadi bagaimana ?" tanya Yoona. "Yang jelas aku tak mau kembali ke hotel !"

Siwon menghela napasnya dengan pasrah, "Hmm, araseo kita mencari oleh-oleh saja hari ini, Yoong." Yoona menatap Siwon dengan sorot tak percaya sebelum melukiskan senyum lebarnya.

"Huh, Oppa. Kau selalu yang terbaik," cengir Yoona dengan senang sementara Siwon mau tak mau ikut tersenyum meski ia harus merelakan paket wisata air yang sudah jauh-jauh hari ia pesan secara online itu.

Siwon hanya bisa mengucapkan kata selamat tinggal pada ombak terpaan jetski yang sudah ia bayangkan akan ia naiki pagi ini. Juga ikan-ikan cantik di laut saat ia snorkeling Karena ia tahu besok ia tak akan tega mengajak Yoona untuk menikmati wisata air mengingat keesokan paginya Yoona harus dalam kondisi fit untuk menghadiri acara Marianas International Film Festival award ceremony.

Dan lagi setelahnya Yoona akan kembali ke Korea dan kembali disibukan dengan jadwalnya. Jadi mana tega Siwon membuat Yoona kelelahan.

"Senang ?" Yoona tanpa ragu langsung mengangguk.

"Oppa, kita ke money charging dulu." Tunjuk Yoona pada papan penukaran mata uang asing.

"Bukankah kau sudah menukar banyak uang sebelum kita kemari, Yoong ?" Tanya Siwon bingung pasalnya ia juga turut mengantar Yoona sewaktu menukarkan uang sewaktu mereka masih di Korea dan lagi seingatnya Yoona belum memakai uang yang ditukarkan mereka selama di Saipan ini.

"Yoong.." Panggil Siwon lagi tepat ketika mereka sampai di depan tempat penukaran uang asing berkat tarikan tangan Yoona.

Yoona membalikan badannya hingga ia berhadapan dengam Siwon, "iya memang sudah, Oppa. Tapi aku harus membelikan oleh-oleh untuk semua orang bukan ?" tanya Yoona sebelum masuk ke dalam.

Pusat perbelanjaan ini berjejer rapi sepanjang jalanan pusat kota ini menawarkan banyak pilihan dan banyak stan baik baju, pernak-pernik ataupun jajanan khas food streets.

"Ah, coba telepon Jiwon Oppa," perintah Yoona yang sedang sibuk meneliti dress pantai di salah satu toko. Siwon mau tak mau mengambil handphone-nya dan menekan tombol dial sebelum Yoona kembli bersuara, "Video call saja, Oppa."

Menuruti perintah Yoona, Siwon menunggu beberapa detik sebelum wajah Jiwon yang berada di kamarnya tersuguh di layar ponselnya, "Why Oppa ? Kau masih di Saipan bukan ? Jangan lupa oleh-oleh untukku, arraseo ?" ucap Jiwon tepat setelahnya.

"Yoong, ini Jiwon." Tak menperdulikan ocehan Jiwon sebelumnya Siwon lantas memberikan ponselnya pada Yoona dan memutuskan duduk di kursi plastik yang disediakan pemilik toko.

"Ah, Jiwon-ah ! Anyeong," sapa Yoona membuka percakapan sebelum kedua wanita itu sibuk di antara gaun-gaun pantai.

Sementara Yoona menunjukan berbagai macam model dress kepada Jiwon dan menunggu komentar Jiwon, Yoona dengan taj sabar menyambar lengan Siwon untuk berdiri dan membawakan gaun yang Jiwon nilai bagus.

Hampir satu jam lebih mereka berputar toko yang tak terlalu besar itu dengan Siwon yang menjadi pengawal Yoona sebelum mereka keluar dengan 3 paper bag ukuran jumbo.

"Oppa, ayo kesana." Yoona menunjuk toko pernak-pernik yang tak jauh dari toko ini.

"Banyak sekali, Yoong," komentar Siwon melihat Yoona memborong banyak gantungan kunci yang sama hampir 20 pieces untuk setiap karakter yang berbeda.

"Ini untuk staf stylist kita, Oppa. Ah, untuk memberdeul juga." Yoona menunjuk satu gantungan kunci dan meminta 25 pieces yabg serupa dengan gantungan itu pada penjualnya dengan aksen bahasa inggrisnya yang lumayan.

Yoona memang beberapa tahun ini sangat bersemangat belajar bahasa inggris pada Siwon, dan ia selalu membanggakan kemampuannya yang terus berkembang berkat Siwon.

"How about my language, Oppa ?" tanya Yoona setelah selesai bicara pada penjual yang kini tengah mencarikan pesanan Yoona tadi.

Siwon terkekeh, "Excellent, boo." jawab Siwon mengusap kepala Yoona.

Yoona ikut terkekeh mendengar jawaban Siwon. Memang setiap mereka mulai saling lembar ucapan dengan bahasa inggris Siwon selalu memanggilnya dengan sebutan 'boo' yang membuat Yoona tersipu.

Acara belanja mereka akhirnya selesai saat matahari kembali ke peraduannya. Dengan perut kenyang setelah bersantap makan sore mereka kembali ke hotel dengan banyak paper bag dikedua tangan mereka. Bahkan jok mobil belakang penuh dengan hasil buruan Yoona hari ini.

"Lelah sekali.." ujar Siwon begitu merebahkan tubuhnya ke ranjang super empuk yang sudah sejak siang tadi ia rindukan. Rindukan bukan karena ia mengantuk namun karena pegal di kaki akibat mengikuti langkah lincah Yoona menyusuri setiap sudut toko. "Istirahat dulu, Yoong," lanjut Siwon melihat Yoona sibuk dengan paper bag yang mereka dapat hari ini.
"Hmm, sebentar lagi Oppa." Jawab Yoona tak mengalihakn perhatiannya dari paper bag yang tengah ia pilah. "Oppa, besok kita cari koper ya."

Siwon bangun dan duduk di tepi ranjang, "untuk apa, Yoong ?" Tanya Siwon bingung namun hanya seaar sebelum ia melihat hamparan paper bag yang ternyata lumayan banyak. "Hmm, araseo." Jawab lagi dan kembali membaringkan badannya.

Entah berapa lama Siwon terlelap dari tidur ayamnya sampai suara cekikikan dari Yoona membangunkannya.

"Jam berapa, Yoong ?" Yoona menatap Siwon sdkilas sebelum kembali menatap layar laptop.

"Pukul 9, Oppa." Jawab Yoona yang ternyata sedang video call dengan memberdeul-nya.

"Kenapa tak membangunkanku, huh ?" Gerutu Siwon sebelum ia ke kamar mandi. Badannya terasa lengket akibat 'pekerjaan barunya hari ini'.

Setengah jam kemudiam  Siwon sudah segar dengan rambut basah disambut Yoona yang baru memanggil service room untuk kopi Siwon.

"Lelah, huh ?" Tanya Yoona saat Siwon duduk disebelahnya, menikmati kopi yang masih panas. Siwon mengangguk.

"Besok di hotel saja, Yoong. Tak perlu kemana-mana." Ucap Siwon yang membuat Yoona menyeritkan keningnya, "waeyo ?"

"Kau butuh istirahat, Yoong. Libur  seperti ini harusnya adalah waktu beristirahat maksimal, Yoong," ucap Siwon yang membuat Yoona meringis merasa bersalah membuat Siwon lelah seharian ini.

"Mianhae, Oppa."

Siwon meletakan cangkir kopinya dan tersenyum pada Yoona yang kini menatapnya dengan raut bersalah, "jangan merasa bersalah, Yoong. Aku senang hari ini. Aku hanya takut kau drop lagi, sayang. Kau butuh istirahat dan berhenti memasang raut jelekmu ini," Siwon merengkuh Yoona dalam pelukannya lagi sambil menjawil pipi Yoona yang kini bersemu merah.

"Jangan sakit lagi, Yoong." Bisik Siwon pelan yang langsung diangguki Yoona dengan patuh.

Ia ingat dua bulan lalu ia pernah drop dan harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang menurun akibat jadwal yang padat dan maag yang kambuh. Dan hari itu Yoona melihat betapa piasnya raut Siwon selama ia dirawat dua hari di rumah sakit. Dan ia tak mau lagi itu terjadi, wajah tampan itu tak boleh lagi menampakan pias yang sama itu lagi.

"Jangan bersedih, boo," bisik Siwon yang menarik Yoona dari lamunan singkatnya.

Dan benar seharian mereka hanya di hotel, koper yang mau mereka beli akhirnya dipesan secara online dan diantarkan sampai kamar hotel mereka.

Dua koper ukuran sedang yang langsung penuh dengan oleh-oleh yang mereka buru seharian kemarin.

"Oppa, nanti Oppa bawa koper yang ini ya." Tunjuk Yoona pada koper yang sudah ia letakan di pojok kamar, "aku sudah memisahkannya untuk Jiwon dan Eomonim ah untuk Aboeji juga."

Yoona memang membelikan banyak oleh-oleh untuk keluarga Siwon kemarin. Dan nyatanya ia hanya membeli 2 potong dress dan sebuah hiasan dinding dan sisanya hampir semua oleh-oleh untuk memberdeul SNSD dan SJ juga para stafnya dan Siwon.

Sedangkan Siwon sendiri, kemarin ia belikan 3 kemerja dan 2 kaos juga satu hiasan dinding yang sama dengan miliknya. Khas Im Yoona sekali jika berpergian. Ia akan sibuk membeli banyak oleh-oleh untuk orang lain.

"Pesawat Oppa jam berapa ?" Tanya Yoona setelah Siwon rapi setelah mereka bersantap malam. Seharian ini mereka hanya makan lewat layan kamar dan sama sekali tak keluar hingga kini Siwon harus pulang lebih dulu ke Korea.

"Pukul 11 nanti, Yoong. Jadi kita harus bersiap kebandara sekarang." Ucap Siwon.

Yoona mengangguk dan menyambar tas selempangnya juga jaket dan masker menyamarkan penampilannya seperti Siwon.

Besok acara Marianas International Film Festival award ceremony akan berlangsung jadi sudah barang pasti bandara Korea maupun Saipan Francisco C.  akan ramai para media press yabg berburu foto kedatangan ataupun keberangkatan para undangan acara.

Siwon pun sudah menolak usulan Yoona untuk mengantarnya namun percuma saja karena sekali Yoona sudah menetapkan pilihan memang akan sulit menolaknya apalagi Siwon yang lemah akan pesona Yoona ini.

"Benar mau ikut turun, Yoong ?" Tanya Siwon sekali lagi yang dibalas decakan Yoona.

"Sudah ayo kita turun, Oppa." Yoona turun lebih dulu dari mobil hotel yang mengantar mereka. Siwon menghela napasnya dan memakai maskernya sebelum turun menyusul Yoona yang sudah berdiri dengan dua koper yang diturunkan oleh supir hotel.

"Masih 3 jam lagi bukan take off-nya, Oppa ?" Siwon mengangguk, "ayo kita ke kedai kopi dulu, Oppa. Aku haus." Yoona lantas menggeret satu koper berisi oleh-oleh menuju kedai kopi dekat terminal keberangkatan.

Siwon mau tak mau menyusul langkah Yoona sambil menggeret kopernya juga. Hanya satu doanya malam ini sebelum take off semoga tak ada satu wartawan yang melihat mereka di kedai kopi tempat mereka duduk kini.

"Kau kenapa Oppa ?" Tanya Yoona bingung karena sejak tadi Siwon terus memutar pandangan kesekeliling kedai ini.

"Bagaimana kalau ada war.."

"Sudahlah, Oppa. Lagipula ini terminal keberangkatan. Mereka pasti sedang stay di terminal kedatangan dan itu jauh sekali dari ini." Potong Yoona santai yang dalam hati Siwon pun menyetujuinya meski ia kurang setuju dengan kalimat 'jauh sekali' yang Yoona ucapkan tadi.

"Hmm..." Guman Siwon setelahnya sebelum menikmati americano hangat miliknya sambil menyuap dua slice cheesecake.

Siwon lantas menuju terminal keberangkatan setelah memeluk Yoona erat dan memastikan Yoona dijemput oleh mobil hotel tempar mereka menginap 3 hari ini.

"Hati-hati, Oppa," ucap Yoona. Siwon mengangguk, "hmm, kau hati-hati juga Yoong. Ingat jangan telat makan. Aku akan menghubungimu setelah sampai besok Korea."

Yoona mengangguk dan memeluk Siwon sekali lagi sebelum ia berjalan menuju tempat drop off dimana supir hotel sudah menunggunya.

Yoona duduk di bangku belakang mobil dan mencari ponselnya yang bergetar. Ternyata Siwon baru mengiriminya pesan dan juga foto selca dengan eksperi wajah yang aneh hingga membuat Yoona terbahak tanpa sadar. "Ada-ada saja."

Simba πŸ’œ : Already miss u, boo~

Yoona membahas pesan Siwon dengan cepat, mereka terus pertukar pesan sampai Yoona masuk ke kamar hotel.

Simba πŸ’œ : pesawatku akan take off, Yoong~ jangan tidur malam-malam 😘 

Deer πŸ’œ : Arasseo 😘 Kabari aku begitu sampai Korea, oppa 😘😘
Simba πŸ’œ : OK, boo~

Yoona menutup aplikasi pesannya setelah membalas pesan terakhir Siwon sebelum take off, ia lantas mulai membuka Instagramnya untuk mengupload foto yang baru diambilnya saat dalam perjalanan ke hotel tadi. Namun, ia mengurungkan niatnya begitu melihat banyaknya pesan yang masuk ke ponselnya.

Taeng : Yoong, cek instagrammu. Itu benar fotomu ? 

Yuri : Buka instagrammu, Yoong.. Palli !!!

Manager Oppa : Apa ini, Yoong ? Ya tuhan ! Untung saja fotonya kurang jelas.

Yoona langsung tercengang melihat foto yang dikirimkan Manager Oppa, yaitu fotonya saat di bandara tadi. Tepatnya saat ia sedang di kedai kopi bersama Siwon.

Beruntung di foto itu wajah Siwon tak jelas karena topi dan masker yang dipakainya.

Deer : Oppa~ ottoke ?? 

Yoona langsung mengirimkan pesan singkat pada Siwon, meski ia tahu pesannya akan dibalas paling tidak 4 jam lagi. Namun setidaknya ia sedikit lega karena foto itu buram, meski tetap saja ia cemas bila ada wartawan lain yang menangkap mereka dalam gambar yang lebih jelas.

"Oppa, mianhae... Ini salahku karena tak menuruti nasehatmu untuk di mobil saja." Sesal Yoona setelah selesai mengirim pesan.

Do'anya kali ini, semoga kekasihnya sampai di Korea dengan selamat, lalu tak marah kepadanya gara-gara foto ini dan juga semoga tak ada foto lain dirinya dan Siwon selama liburan dan di bandara yang bocor ke media.

END
Leave your coment, guys~
  • No sequel, yaaaa 😘😘

You Are The One [ONESHOOT]

You Are The One
By : @tifrahita21
*
*
Play : You Are The One - Super Junior
Happy Reading~




The sound of the fall ocean waves that we listened together as I held you in my arms, is being washed and thrown away by the tears that are falling now.

Siwon mendesah panjang begitu melihat punggung Yoona dari kejauhan, sejak siang tadi ponsel Yoona tak bisa dihubungi dan tak ada satupun yang tahu tujuan Yoona selain wanita itu sendiri.

Mematikan mesin mobil dan melepas sabuk pengaman Siwon lantas berjalan beberapa langkah menghampiri Yoona yang tengah duduk di kursi dekat pantai sambil memejamkan matanya.

"Wanita cantik berbahaya tidur di luar apalagi di tengah musim gugur seperti ini." Siwon membalut tubuh Yoona dengan selimut yang ada di mobil.

"Oppa ?"

"Hmm.. Kenapa tak mengangkat teleponku ?"

Yoona membuka tasnya dan melihat ponselnya dan benar saja banyak pemberitahuan masuk terutama dari Siwon yang 57 kali menelponnya. Ia lupa mensilent ponselnya tadi sehingga tak tahu ada panggilan dan pesan masuk karena ia butuh waktu sendiri.

Sejenak saja untuk dirinya menenangkan pikiran pikir Yoona yang sepertinya Siwon paham karena pria itu kini ikut duduk disebelah Yoona sambil menatap hamparan laut luas yang terbentang dihadapan mereka.

"Jangan menghilang tanpa pesan, Yoong. Kami cemas mencarimu," ucap Siwon memecah keheningan setelah beberapa menit, "Aku juga takut ada apa-apa dengamu, Yoong." Lanjut Siwon menatap wajah Yoona dari samping.

Look at me and don’t cry.
You are the one
You’re the only love for me
You are the sun
Your smile washes over me
You are my love
And I’m the only one for you
I’ll always be by your side

Siwon kaget saat melihat wajah Yoona yang kini berhias air mata yang terus turun tanpa henti dari mata indahnya.

"Yoong, waeyo ? Kau kenapa, chagiya ?" Siwon meraih bahu Yoona membuat keduanya berhadapan. "Waeyo ? Kau kenapa ?" Tanya Siwon lagi melihat Yoona tak kunjung bersuara dan kini justru menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Hey hey chagiya. Yoongie-ya kau kenapa ? Kau membuatku cemas, chagiya." Siwon mengangkat dagu Yoona hingga mereka saling bertatapan. Tatapan khawatir bertemu tatapan kesedihan.

"Aku takut." Lirih Yoona sebelum menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Siwon. Menikmati kehangatan Siwon dan detak jantung beriramanya yang selalu mampu meredakan kegundahan Yoona.

Tapi seperti tak berlaku hari ini, karena ia tetap merasakan sesak dihatinya. Siwon dengan pelan mengusap punggung Yoona naik turun sambil membisikan kata 'i'm here' berkali-kali. Berharap kekasihnya akan berhenti menangis.

Beberapa menit setelahnya bahu Yoona sudah berhenti terguncang menandakan bahwa wanita itu sudah berhenti menangis dan mulai tenang. Dengan pelan Siwon kembali menanyai kekasihnya.

"Kau takut kenapa, Yoong ?" Tanya Siwon tanpa henti mengelur punggung Yoona.

"Jangan tinggalkan aku, Oppa." Jawab Yoona dengan suara parau. Siwon mengerutkan keningnya bingung dengan pernyataan Yoona sebelum memutuskan untuk tetap mengusap punggung Yoona dan membisikan kembali kata i'm here.

"Saranghae Oppa. Jangan tinggalkan aku kumohon." Yoona memgangkat wajahnya hingga kini mereka kembali bertatapan.

"Nado saranghae, Yoongie-ya. Oppa disini. Aku tak akan meninggalkanmu sayang." Balas Siwon mengecup kedua kelopak mata Yoona, "jangan menangis lagi, hmm ?"

Yoona mengangguk dan kembali menenggelamkan kepalanya di dada bidang Siwon. Dada Bidang yang selalu menawarkan kehangatan, kenyaman juga perlindungan bagi seorang Im Yoona.

Love grows deeper as the tears do
I become older as the pain grows
I want to believe that all will be okay
if I go where my heart takes me

Dada yang selalu menjadi tempatnya tenang begitu mengeluarkan keluh kesahnya selama ini. Namun seperti bukan kali ini, karena Yoona benar-benar takut mengucapkan pakal kesedihaannya hingga membuat Siwon pergi darinya.

"Saranghae, Yoong." Siwon mengecup puncak kepala Yoona dengan penuh perasaaan.

Yoona mau tak mau tersenyum mendengar ucapan Siwon yang terdengar begitu tulus itu.
Yoona semakin menelusupkan wajahnya kw dada Siwon dan berguman, "Gomawo, oppa."

Siwon terkekeh pelan dengan tingkah Yoona. Bahkan dalam hati Siwon sendiri tak pernah bosan mengucap jutaan rasa terima kasih kepada Tuhan dengan adanya Yoona disebelahnya yang selalu menemaninya di saat ia sedih maupun senang dan tanpa bosan selalu memberinya support.

"Nado gomawoyo." Balas Siwon kemudian.

Keduanya kini hanya diam sambil berpelukan menikmati hembusan angin di penghujung musim gugur ini. Angin yang lumayan dingin namun nyatanya tak mampu membuat dua insan itu mebgeluh dan beranjak dari posisi mereka kini.

"Jadi kenapa, Yoong ?" Tanya Siwon lagi merasa masih penasaran dengan alasan menghilangnya Yoona untuk beberapa jam ini.

Yoona menggeleng, "aku hanya takut kehilanganmu, Oppa." Jawab Yoona setengah jujur.

"Justru yang takut kau meninggalkan oppa, Yoong. Kau tahu Oppa sangat mencintaimu, hm ?"

Yoona mengangguk, "hmm, geurom. Aku tahu. Bukankah semua orang mencintaiku ?" Tanya Yoona sambik menatap Siwon dengan sorot jahil.

"Geure geure. The goodness Im Yoona." Siwon merengkuh tubuh Yoona lagi dengan erat sambil mengecupi kening Yoona berkali-kali.

Yoona hanya bisa terkekeh dengan kelakuan Siwon sambil dalam hati berdoa agar Tuhan selalu memberkati kehidupan mereka dengan kebahagiaam dan senyuman.

Satu yang Siwon tak tahu selama ini, bahwa seorang Im Yoona yang sangat suka tertawa itu sering merasa cemburu dengan para penganggun Siwon yang bisa mengungkapkan ketertarikannya pada prianya ini. Sepeti pagi tadi pada teman artis yang bergabung dengannya dalam acara fashion show baju musim dingin dengan gamblang mengungkapkam kekaguman mereka.

Im Yoona hanya takut bahwa suatu hari nanti pria yang kini tengah merengkuhnya akan merengkuh wanita lain yang memiliki banyal kelebihan dibanding dirinya.
"I'm Here, Yoong." Bisik Siwon lagi tepat di telinga Yoona seolah tahu apa yang tengah dicemaskan Yoona saat ini, "saranghae. I’ve always been only for you and wil always love you, boo."

Yoona dalam hati mengamini ucapan Siwon dan mempererat pelukannya di pinggang Siwon.

"I love you too." Balas Yoona.

You are the one
It’s been awhile, but I’ll say
You are the sun
I’ve always been only for you
You are my love
Sometimes I hesitated, afraid that
I’d be too close standing a step behind you

END

Leave Your Coment, guys~