Saturday, December 23, 2017

When The Wind Blows [ONESHOOT]


When The Wind Blows
by : @tifrahita21
*
*
PLAY : Im Yoona — When The Wind Blows
Happy Reading~





Malam ini masih terasa sama, dingin tanpa hadirnya. Malam yang familier sekitar sebulanan ini. Ditempat yang sama, di balkon salah satu unit apartement lantai 30

"Oppa, bogoshipo," guman Yoona pelan berteman hembusan angin malam memasuki akhir musim dingin ini.

Berteman bintang-bintang di langit yang mempercantik malam, Yoona mengeratkan matel tebalnya.

Sudah sebulan ini, Siwon pergi dinas di luar negeri meninggalkannya sendirian. Meski ingin ikut atau sekedar menyusul nyatanya Yoona pun memiliki pekerjaan yang tak bisa ditinggalkannya begitu saja.

Ia kemarin masih dalam masa peralihan tugas-tugasnya kepada assitant baru Siwon. Ia memutuskan resign sekitar pertengahan bulan lalu dan harus mengurus untuk peralihan tugas hingga ia urung ikut. Pun kondisinya sedang tak memungkinkannya untuk naik pesawat setelah konsultasi ke dokter dua minggu lalu setelah ia selesai dengan masa peralihan.

Angin kembali berhembus, menembus tulangnya meski matel tebal sudah melindungunya. Angin tiba-tiba membawa kenangan mania dimasa lalu menghampirinya.

Pada hari ini angin bertiup seperti hari kemarin, membawa dingin peralihan musim panas ke musim semi yang sudah menanti. Siwon dan Yoona menyusuri jalan menuju rumah Yoona.

"Masih tak mau menerima cintaku, huh?" Tanya Siwon.

Yoona menggeleng tanpa menoleh pada pria disebelahnya yang menatapnya penuh pengharapan.

"Wae?" Gemas Siwon. Untuk kesekian kalian ia ditolak teman satu universitasnya dulu. Teman yang sudah ia suka sejak saat itu dan dengan senyum tipisnya gadis itu selalu menolaknya sebanyak ia menyakatan cintanya.

"Tidak, Siwon-ah." Yoona menggeleng geli mendengar nada merajuk Siwon.

"Kenapa lagi alasannya sekarang?"
Yoona hanya menggeleng menanggapi Siwon.  Memutar pintu rumahnya dan mempersilahkan Siwon masuk.

Yoona ingat sejak hari pertama mereka saling mengenal dulu, Siwon selalu ada dimanapun Yoona merada.
Melindungi Yoona dari hujan ataupun panas bahkan dengan rela meminjamkan jaketnya untuk dipakai Yoona saat Yoona mendapat tamu bulanannya.

"Yoong!!" Panggil Siwon kencang sebelum menarik Yoona agar duduk mengikutinya.

"Waeyo?" tanya Yoona malas-malasan. Siwon yang biasa mengganggu harinya membuat Yoona sudah terlalu terbiasa menghadapinya.

"Kau sedang menstruasi huh?" Yoona mengangkat alisnya mendengar pertanyaan Siwon dan menggeleng.

"Tapi rokmu merah," tunjuk Siwon pada rok yang Yoona pakai. Rok putih selutut bermotif bunga kecil.

"Benarkah?" tanya Yoona tak yakin. Ia lantas mengambil ponselnya melihat jadwal bulanannya sebelum ia menepuk keningnya.

"Apa tembus?" tanya Yoona.
Siwon menganggum.

"Aishhhh!!! Ige ottoke?" guman Yoona bingung. Meski ia tak punya jadwal kelas lagi, tapi tetap saja berjalan pulang dengan noda merah yang terlihat tentu sangat memalukan.

"Berdirilah."  Siwon menarik bahu Yoona hingga berdiri. Lalu melepas jaketnya dan mengikatkannya di pinggang Yoona, menutupi noda merahnya.

"Ayo kuantar pulang," kata Siwon sambil menaril tangan Yoona menuju parkiran.

Yoona tersenyum mengingat kenangan manis mereka dulu. Saat akhirnya ia kalah dengan dengan segala pesona pria itu dan menerimanya perasaan Siwon. Karena nyatanya selama itu pula ia sudah sejak awal ia menyuki pria berlesung pipi itu hanya mencoba mengingkari perasannya sendiri karena kepopuleran pria itu yang membuatnya minder.

Deringan dari ponsel dimatelnya membuat Yoona terlonjak kaget sesaat sebelum mengulas senyum begitu melihat ID Caller yang ternyata suaminya.

"Ne, Oppa?"

"Aku merindukanmu, Yoong." Nada pelan dan sarat penuh kerinduan dari Siwon membuat Yoona terkekeh pelan.


"Hmm, nado bogopshipoyo oppa."

"Sedang apa?" tanya Siwon.

Yoona merapatkan matelnya sebelum menjawab. "Sedang melihat bintang."

"Melihat bintang?"

Yoona mengangguk pelan sebelum ia sadar bahwa Siwon tak akan melihat anggukannya.

"Iya, di balkon kamar."

Dari sebrang suara Yoona mendengar suara geraman Siwon. "Masuklah Yoongie ya, kau sedang hamil sayang. Diluar pasti dingin sekali." Ucap Siwon penuh kekhawatiran.

Yoona tersenyum mendengar perhatian sang suami yang tak pernah berkurang dan justru semakin besar hari demi harinya. Mengikuti perintah Siwon, Yoona masuk ke dalam kamar.

 Menutup pintu balkon dan melepas matelnya sebelum duduk bersantai di pinggir ranjang.

"Sudah masuk?" Tanya Siwon setelah beberapa saat.

"Sudah. Sedang di kamar," jawab Yoona.

"Bogoshipoyo oppa, kapan kau pulang?"

Siwon menghela napasnya panjang, "minggu depan Yoong. Aku juga merindukanmu. Sangat sangat merindukanmu."

Air mata Yoona tanpa bisa di kontrol turun membasahi pipinya, mungkin pengaruh hormon kehamilam yang membuat moodnya bisa berubah secepat rollercoaster.

"Hey sayang. Jangan menangis," tegur Siwon dengan lembut.

"Oppa...."

"Hmm, jangan menangis lagi huh." Bujuk Siwon. "Aku akan menyelesaikannya lebih cepat, Yoongie ya. Agar bisa pulang lebih awal."

Yoona masih tergugu menangis, meski ia sudah mensugesti otaknya untuk berhenti nyatanya air matanya tak mau berhenti pun dengan isakannya.

"Bogoshipoo..." kata Yoona. Kini ia sudah berbaring memeluk badannya sendiri dengan ponsel yang menempel di telingannya.

Entah berapa lama Yoona terisak dan Siwon disebrang menenangkannya hingga akhirnya hanya suara deru napas teratur Yooba terdengar.

"Kau sudah tidur Yoong?" tanya Siwon yang tak menerima respon. "Tidurlah sayang, aku akan pulang cepat. Aegi-ya tunggu appa pulang ya."

Siwon tersenyum penuh syukur dengan kehidupannya saat ini, dengan Yoona dan calon anak mereka yang akan mereka temui 7 bulan lagi.

Sementara Yoona yang sudah terlelap dalam tidurnya mengulas senyum manis di wajahnya. Mungkin sedang bermimpi bertemu suami yang ia sangat rindukan.


END

1 Comments:

At December 23, 2017 at 5:00 AM , Blogger Yoong said...

Terima kasih udh mengabulkan request an ku hahaha
Sukaaa
Meskipun kurang panjang. Tp menghibur. Dan ku suka friendzone

 

Post a Comment

Leave your coment, guys :)

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home