Saturday, December 30, 2017

All Night [ONESHOOT]

All Night
by : @tifrahita21
*
*
PLAY : Girls' Generation - All Night
Happy Reading~



Pertengahan musim panas ini, entah berapa banyak undangan pesta yang didapatkan Yoona. Bahkan tak jarang undangan satu sama lain bentrok waktu, hingga membuatnya pusing menentukan mana yang harus ia datangi.

Pesta di kalangan atas sudah seperti makanan wajib bagi mereka. Baju rancangan designer paling baru, mobil mewah mahal juga kilau berlian menjadi hal lumrah diantara mereka.

"Mau datang ke pesta mana, Yoona ya?" Tanya Taeyeon, selaku pemilil butik tempat Yoona fitting baju.

"Entahlah, eonni. Aku juga masih belum tahu," balas Yoona tak acuh. Ia masih sibuk dengan mengepas gaun malamnya dan mengamatinya dari berbagai angel.

"Kwon Chae Won anak bungsu CEO JS Grup. Choi Jiwon si bungsu CEO NYJ Grups," guman Taeyeon. "Bukankah Choi Jiwon mengadakan pesta di Jeju, Yoona ya?"

Yoona mengangguk. Kini ia sudah melepas gaun yang dicobanya tadi, kembali memakai gaun santainya.

"Hm, di resort baru mereka."

"Kurasa datang ke pesta Chae Won saja, Yoona ya. Jeju apa kau sudah dapat tiketnya? Lagipula ini sudah jam satu siang."

Yoona menggeleng, "Chae Won terlalu menyebalkan dan terlalu suka iri kepadaku Eonni." Jelas Yoona sambil membayangkan kelakuan anak bungsu CEO JS itu yang banyak tingkat meski masih anak SMA. "Jeju tidak terlalu jauh dan Choi Jiwon lebih baik daripada Chae Won."

"Hmm, Jiwon memang ramah dan anggun tak jauh beda dengan ibunya," timpal Taeyeon menyetujui.

Yoona menjentikan telunjuknya, "ah iya. Aku ambil yang ini saja eonni."
Yoona menunjuk gaun malam yang ia coba tadi.

Perjalanan udara dadakan ala Im Yoona akhirnya sampai juga di resort milik NYJ. Setiap tamu undangan masing-masing dsediakan satu room di resort ini.

Setelah diatar seorang pegawai sampai ke roomnya, Yoona langsung saja mandi dan bersiap. Terlalu lama jika ia harus beristirahat dulu.

Pesta sekaligus perayaan kelulusan pendidikan master Choi Jiwon ini diadakan di luar ruangan. Namun nuansa anggun dan highclass sangat terasa tak hanya dari dekorasi yang dipasang namum juga dari para tamu yang berlalu lalang dengan gaun highend mereka.

"Datang kemari, huh?" Tepukan dibahunya membuat Yoona yang sedang menikmati minumnya menoleh.

"Soo eonni?"

"Heum. Kapan datang ke Jeju? Kenapa tak mengabariku? Kupikir kau datang ke pesta Chae Won."

Yoona menyesap minumanya sekali lagi lalu memberikan gelasnya pada pelayan yang hilir mudik dengan nampan minuman mereka.

Yoona menggeleng, "Chae Won terlalu menyebalkan eonni."

Mereka lalu terkekeh bersama. Saling mengenal sejak kuliah di luar negeri membuat mereka sudah mengenal karakter satu sama lain. Im Yoona dan kejujuran mulutnya yang pedas bukan hal baru lagi bagi Sooyoung pun sebaliknya.

"Ayo menyapa Jiwon dulu, Yoong. Aku belum sempat menyapanya tadi. Para orang tua memonopolinya terus tadi."

Mereka berdua berjalan bersisian sambil sesekali berhenti untuk berbasa-basi saat ada yang menyapa mereka.

"Congratulation Jiwon ah." Yoona memeluk Jiwon dan memberikan kado yang dibelinya tadi di Tiffani&Co.
Jiwon tersenyum, "hm, thanks for coming eonni."

"Kapan-kapan buatkan aku gaun cantikmu Jiwon-ah," goda Sooyoung sebelum kekasihnya datang dan mengajaknya untuk berkeliling menyapa undangan lain.

"Tentu." Balasnya sambil terkekeh pelan. "Eonni apa kabarmu? Lama tidak berjumpa."

"Seperti yang kau lihat, Jiwon ah. Aku sehat dan bernapas dengan normal."
"Hahaha. Datang sendiri?"

"Ya, single fighter." Balas Yoona membuat kedua tertawa bersama.
Jiwon kembali sibuk dengan para tamu yang mengucapkan selamat atas gelarnya di salah satu fakultas fashion dari universitas mentereng Eropa sana. Yoona akhirnya memilih pamit undur diri, dan duduk di mini bar yang lumayan sepi sambil mengamati suasana pesta ini.

Yoona memutar gelas beernya dengan lesu sudah bosan dengan pesta ini sampai tiba-tiba sebuah suara menyentaknya dari pikirannya.

"Beer huh?"

Yoona mengangguk, "masih terlalu sore untuk mabuk."

Pria itu tertawa pelan melirik jam tangannya.

"Jam 10 lewat 53 menit masih terlalu sore, huh?"

Yoona tersenyum canggung, pasalnya ia tak sadar bahwa ia sudah cukup lama di pesta ini sampai kini sudah nyaris pukul 11 malam.

"Sendiri?" tanya Siwon.

Yoona mengangguk.

Pria itu memesan martini kepada bar man, lalu menyesapnya sekali dan meletakannya lagi. Memutar badannya ke samping.

"Choi Siwon," kata Siwon memperkenalkan dirinya pada Yoona sambil mengulurkan tangannya.

Yoona menyambutnya, "Im Yoona."

Siwon sebenatnya tahu nama gadis disebelahnya, karena bukan sekali dua kali melihatnya dipesta kalangan atas. Namun memang baru kali ini ia menyapa gadis itu. Karena biasanya ia hanya datang ke pesta menyapa si empu pesta dan langsung pulang tak berminat basa-basi, ia datang hanya sekedar menghargai sang pengundang.

Sedangkan Yoona yang merasa baru sekali ini melihat Siwon tampak mengerutkan keningnya, sedang mencari ingatan dilipatan otaknya tentang pria di sampingnya. Tak biasanya ia melupakan ingatan soal pria tampan yang punya daya pikat tinggi seperti ini dan sepertinya Siwon sadar akan kebingungan yang sedang Yoona alami dengan menjelaskan dirinya lebih panjang. Meski Siwon pun tak tahu alasan kenapa ia harus repot menjelaskannya.

"Aku kakak Choi Jiwon," jelas Siwon.
Yoona mengangguk sekilas sebelum melebarkan matanya, "mwo? Choi Siwon?"

Siwon mengangguk dan kembali meminta martini lagi saat gelasnya sudah kosong.

"Martini, hm?" tawar Siwon pada Yoona yang sedang melihatnya menyesap minumannya.

Yoona menggeleng dan tersenyum tipis, "tidak terima kasih."
Siwon mengangguk paham.

Mereka menikmati alunan musik yang kini sudah berganti dari alunan musik pelan menjadi dentuman dari disk jockey.

"Turun?" Siwon mengulurkan tangannya pada Yoona yang Yoona terima. Mereka lantas ikut berbaur dengan kumpulan orang yang bergoyang sesuai irama musik.

"Aku tak pernah melihatmu sebelumnya Siwon-shi," kata Yoona saat mereka bergoyang di dance floor berdekatan. Yoona sebenarnya sejak di bar tadi sudah gatal ingin bertanya soal hal itu.

"Kenapa bertanya seperti itu?" tanya Siwon tepat di telinga Yoona mengingat betapa kerasnya musik yang sedang dimainkan.

"Hanya bertanya saja. So?" tanya Yoona. Badan mereka sudah saling melekat, tangan Yoona mengalung di leher Siwon dan tangan Siwon mengcengkram erat pinggang Yoona sambil tetap bergerak sesuai irama.

"Tidak tertarik untuk acara seperti ini."

Yoona menjauhkan badannya sedikit untuk mencari kejujuran dari ucapan pria yang baru dikenalnya kurang dari satu jam ini.

"Lalu malam ini tertarik, begitu?"
Siwon mengangguk, "hm. Sulit melewatkan malam ini tanpa menyapa seorang gadis yang duduk sendirian di bar."

Yoona kembali menjauhkan badannya, untuk menatap Siwon.

"Flirting, huh?"

Tanpa ragu Siwon mengangguk, "mencoba peruntungan."

Derai tawa dari bibir keduanya langsung keluar, bersatu dengan bunyi kencang lainnya.

Siwon dan Yoona tentu bukan orang baru di dunia malam ini. Hanya saja bergoyang dengan lawan jenis dengan posisi seintim ini tentu membuat keduanya sadar betul akan adanya rasa ketertarikan besar yang berterbangan diantara keduanya.

"Stay with me tonight," pinta Siwon sambil berbisik di telinga Yoona.

Yoona mengangguk.

Mereka kembali bergoyang mengikuti irama saat suara letusan kembang api terdengar. Siwon lantas menarik Yoona keluar dari lantai dansa menuju luar ruangan untuk melihat kembang api agar terlihat lebih jelas.

Keduanya berdiri bersebelahan, dengan jas Siwon yang kini sudah membungkus tubuh atas Yoona yang hanya berbalut gaun backless.

"Suka?"

"Ya, selalu suka. Mereka cantik."

"Ya, seperti dirimu," Siwon menyamping untuk menatap Yoona yang kini menunduk menyembunyikan rona merahnya.

Bukan sekali dua kali mendapat pujian serupa, tapi tetap saja Yoona merona.  Apalagi kali ini yang mengatakan hal itu adalah pria tampan yang sedang menatapnya dengan intens.

"Berhenti menggoda para wanita, Choi Siwon shi," ujar Yoona setelah dapat mengendalikan ekpresi dan detakan jantungnya.

"Koreksi, nona. Bukan para wanita tapi hanya satu wanita," jawab Siwon tegas. Ketegasan yang sekali lagi membuat Yoona merona meski tahu Siwon mungkin hanya sedang merayunya demi bisa membuatnya untuk memanaskan ranjangnya malam ini.

Bunyi letupan dari kembang api masih menghiasi langit kelam yang menjadi backsound perbincangan dua manusia itu. Choi Siwon yang tak menyukai keramaian dan Im Yoona yang mencintai pesta.

Choi Siwon yang ternyata anti dalam urusan menggoda wanita, nyatanya kini sedang melancarkan serangan-serangan rayuan agar Im Yoona jatuh kepelukannya. Sedangkan Im Yoona yang terlalu terbiasa mendapat gombalan dari pria yang ditemuinya nyatanya kini dapat tersipu-sipu malu dengan rayuan bernada datar dari seorang Choi Siwon. Pria yang baru ditemuinya sekali ini, meski wajahnya sering ia jumpai terpampang di portal bisnis.

"Room?" tawar Siwon.

"Ayo, sudah malam." Jawab Yoona saat pesta kembang api berakhir setelah hampir satu jam menjadi penghias langit.

"Tunjukan arahnya." Perintah Siwon yang mengikuti langkah Yoona.


Yoona tahu malam ini mungkin akan ia sesali untuk selamanya karena membiarkan seorang pria asing mengantarnya sampai depan room miliknya atau bahkan mengantarnya sampai pencapaian lainnya namun Yoona dengan sadar membiarkan dirinya jatuh.

Jatuh kedalam pesona Choi Siwon. Jatuh kepelukan Choi Siwon. Dan jatuh kedalam neraka yang ia buat sendiri tapi ia akan membiarkannya. Ia akan membiarkan dirinya jatuh.

Yoona mempersilahkan Siwon masuk kedalam room yang ia tempati.

"Sendiri?" tanya Siwon begitu duduk di sofa menjelajah room yang ditempati Yoona saat Yoona datang menyodorkan air minelar yang ia temukan di kulkas kecil.

"Ya, sendiri dan kesepian," jawab Yoona. Yang Yoona tahu ia sedang memancing pria dihadapannya.

"Kesepian? Kau tak menganggapku ada?"

Yoona menggeleng dan tertawa kecil, tawa kecil yang bermaksud menggoda lawan bicaranya, lebih tepatnya. "Maksudku setelah kau pergi nanti."

"Mengusirku?" tanya Siwon meremas botol kemasan air yang sudah tandas ia minum.

"Mau menemaniku?" tanya Yoona yang seketika membuat mata Siwon memunculkan kilat lain.

"Tentu saja. Terlalu bodoh untuk melewatkan kesempatan ini." Jawab Siwon sebelum berjalan dua langkah hingga berdiri tepat didepan Yoona duduk lantas menarik pinggang Yoona.

"May I kiss you?" tanya Siwon saat wajahnya sudah sejajar dengan Yoona.

Yoona tak menjawab, ia justru menempelkan bibirnya pada bibir Siwon yang langsung di sambut pria itu dengan penuh semangat.

Yoona tahu ia salah, Yoona tahu bagaimana penilaian orang luar padanya atau bakan penilaian pria yang tengah menciunnya ini menganggapnya murahan. Namun malam ini, saat ia masih bisa mundur untuk tak menjadi wanita murahan seperti yang orang lain tuduhkan ia menolaknya.

"Bed," bisik Yoona saat Siwon sudah turun menghujani leher Yoona dengan ciumannya.


Siwon merasa ia menjadi pria menjijihkan saat ia menandai gadis dibawahnya begitu banyak. Gadis yang kini sudah tidak gadis lagi karena ulahnya semalam. Gadis yang selama ini hanya ia lihat dari jauh karena terlalu merasa jauh diatasnya kini berada dalam pelukannya. Tengah tertidur kelelahan karena tingkah bar-barnya semalaman.

Berita apapun diluar sana nyatanya bohong. Karena nyatanya ia yang menjadi pertama bagi gadisnya ini.

"Terima kasih," bisik Siwon mencium kepala Yoona penuh perasaan sebelum ikut menyusul gadis yang ia kukuhkan menjadi miliknya sejak semalam ini ke alam mimpi.

Sepanjang malam, pesta, minuman, kembang api dan ciuman mereka serta peluh yang membanjiri menjadi bagian mimpi yang sedang mereka arungi kini.

Yoona dengan kemewahan yang membayangi sejak kecil membuatnya terbiasa bertingkah laku sesuai kastanya. Menghadiri pesta sudah kewajiban sejak ia masih anak-anak, tampil cantik dan berkelas juga menjadi satu paket keharusan. Kesopanan dan tingkah angkuh pun tak ketinggalan membayanginya. Semua itu yang membuat Im Yoona yang sudah 26 tahun menjadi susah menjalin kisah bersama pria ataupun berteman dengan gadis lainnya.

Semua pria mundur teratur karena kekuasaan keluarganya. Atau pria lain yang tak berhasil merayunya akan mulai menyebarkan isu tak berdasar dan tingkah amoralnya yang mereka karang. Sedangkan para gadis mendekatinya karena apa yang ia miliki, dan sebagian lainnya justru menyebarkan kebencian karena iri dengan dirinya.

Im Yoona yang tampak elegan, arogon nyatanya hanya gadis yang berusaha tampil sesuai kelasnya.

Yoona bangun saat ponselnya tak berhenti meraung. Dengan badan yang terasa pegal dimana-mana serta beban berat yang menimpa perutnya Yoona mengambil ponsel dari tas tangannya semalam.

Nama sang ayah yang terpampang di layar membuatnya menyeritkan dahi sebelum matanya terbelalak melihat jam di ponselnya yang sudah menunjuk pukul 2 siang.

"Ye, aboeji?"

"Kau dimana? Kenapa baru mengangkat teleponmu?"  Nada tegas yang dibalut kecemasan itu membuat Yoona bangun dari posisi tidurnya dan duduk.

"Masih di kamar. Semalam terlalu banyak minum," jawab Yoona tak sepenuhnya bohong, ia ingat semalam ia menghabiskan 2 gelas beer besar sebelum turun ke lantai dansa dan berakhir di ranjang bersama Choi Siwon.

Choi Siwon, batin Yoona. Melarikan matanya yang sedari tadi menatap nyalang kemana-mana menjadi menatap pria yang masih tidur memeluk perutnya. Tanpa sadar tangan Yoona terulur, mengelus rambut Siwon yang menutupi keningnya.

"Yoong? Im Yoona?" Panggilan itu membuat Yoona sadar dan kembali fokus pada sang ayah di sebrang sana.

"Kau menyebut Choi Siwon? Choi Siwon siapa?"

'Apa aku kelepasan menyebut nama Choi Siwon tadi?' Runtuk Yoona

Percuma mengelak karena Yoona tahu Introgasi ala sanh ayah akan segera berjalan. Tak peeduli sepintar apapun menyembunyikan fakta maka ayahnya akan tahu.

Yoona pasrah jika ayahnya tahu ia tidur bersama pria yang baru ia  temui sekali ini. Terlebih lagi ini bukan sekedar tidur biasa.

"Aku akan menjelaskan nanti, aboeji." Yooan menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban sang ayah yang kini sedang menggeram marah karena kelakuan tak sopan sang putri.

Yoona menggoyongkan lengan Siwon yang memeluk perutnya erat.

"Siwon shi!! Siwon shi! Bangunlah!" Kata Yoona.

Siwon hanya membalas 'hmm' dan justru menarik badan Yoona hingga jatuh dan kembali berbaring dalam pelukannya.

"Siwon shi! Lepaskan aku!" pinta Yoona saat kakinya sudah dikunci Siwon dengan kaki besarnya hingga Yoona tak berkutik.

"Sudah siang! Ayahku mencariku." Pinta Yoona lagi yang sepertinya sia-sia karena kini Siwon justru menyurukan kepala di lekukan leher Yoona dan mulai menciumi semua jengkal leher yang bisa ia capai.

Yoona tentu saja sudah tak bisa berdiam tenang dengan semua stimulan yang Siwon berikan. Keduanya kembali larut dalam peluh mereka seperti semalam tak lagi memperdulikan gedoran di pintu.

Dimana suruhan dua orang sahabat yang sedang duduk gelisah di restoran hotel tengah memikirkan apa yang dilakukan anak mereka masing-masing yang tak junjung keluar kamar sejak pukul 1 dini hari tadi sampai pukul 5 sore ini.

Keduanya sebenatnya sudah dapat menebak apa yang sesang dilakukan anak mereka, jadi kini mereka sedang mendebatkan apa yang akan mereka lakukan kepada anak mereka yang mereka yakin sedang berpelukan dengan perut kelaparan.

"Aku lapar, Yoona shi." Ucap Siwon mengusap perutnya setelah mereka selesai mandi bersama.

"Diluar masih ada prang, tunggu sampai mereka pergi dulu," jawab Yoona setelah mengintip lubang di pintu dimana beberapa pria berpakaian hitam tengah berjaga dan dengan konstan memgetuk juga memanggil nama mereka secara bergantian sejak beberapa jam lalu.

"Tapi aku lapar," keluh Siwon sambil melihat Yoona duduk si meja riasnya untuk mengeringkan rambutnya.
Yoona sebenarnya malu atau bisa dibilang sangat malu saat ini, tak perduli sudah berapa kali pria yang lesung pipi itu menyentuh dan melihatnya dalam kurung kurabg dari 24 jam ini namun tetap saja Yoona merasa malu.

"Kalau begitu biar aku memakanmu lagi saja." Bisik Siwon sebelum membawa Yoona dalam gendongannya yang menbuat Yoona meronta.

"Choi Siwon shi!!" Teriak Yoona sebelum ia menjatuhkan hair dryer yang ia pegang dan beralih mengalungkan kedua tangannya di leher Siwon dan membalas ciuman pria itu.

Melupakan lapar, para penjaga dan orang tua mereka yang sedang berdebat, Choi Siwon dan Im Yoona kembali larut dalam penyatuan mereka.

Choi Siwon yang kini berjanji dalam hati akan memberikan seluruh hidupnya pada gadis yang sedang di peluknya dan Im Yoona yang kini hanya pasrah akan takdir yang akan dihadapinya.

END
Need Sequel ??

1 Comments:

At June 12, 2018 at 7:47 AM , Anonymous Anonymous said...

need bangeetttt..

btw ga ngerti bikin id buat komen :(

 

Post a Comment

Leave your coment, guys :)

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home